Senin, 08 November 2010

AKUNTANSI DARI BERBAGAI NEGARA (AKUNTANSI INTERNASIONAL)

AMERIKA SERIKAT
Akuntansi di Amerika Serikat diatur oleh badan sector swasta (Badan Standar Akuntansi Keuangan, atau Financial Accounting Standars Boardi-(FASB), tetapi sebuah lembaga pemerintah (Komisi Pengawasan Pasar Modal atau Securities Exchange Commission-SEC) juga memiliki kekuasaan untuk menetapkan standarnya sendiri.
Hingga tahun 2002, institut Amerrika untuk Akuntan Publk Bersertifikat (American Institute of Certified Public Accountants-ACIPA), badan sector swasta lainnya, menetapkan standar auditing. Pada tahun itu, Badan Pengawas Akuntansi Perusahaan Publik (Publik Company Accounting Ovesight Board-PCAOB) didirikan dengan kekuasaan yang luas untuk mengatur audit dan auditor perusahaan public. PCAOB adalah sector swasta yang diawasi oleh SEC.

Regulasi dan Penegakan Aturan Akuntansi
Kewajiban audit dan pelaporan keuangan tahunanan secara relaistik hanya ada pada tingkat federal. Persyaratan ini berlaku untuk perusahaan-perusahaan yang sahamnya terdaftar pada pasar modal, dan perusahaan yang sahamnya di over the counter (OTC) market, dan yang memiliki lebih dari 500 pemegang samham dan asset diatas $10 juta. Dimensi penting lainnya dari lingkunagan akuntansi AS adalah bahwa akuntansi AS menyukai regulasi akuntansi yang mendetail.
Meskipun memiliki kekuasaan hukum untuk menentukan standar akuntansi dan pelaporan untuk perusahaan public, SEC tetap bergantung pada sector swasta yang menetapkan standr tersebut. SEC bekerja sama dengan FASB dan memberikan tekanan bila melihat FASB bergerak terlalu pelan atau kearah yang salah.
ESC merupakan badan pengatur independent, yang berarti Kongres dan presiden tidak memiliki pengaruh langsung terhadap kebijakan yang diambil. Tetapi lima komisaris SEC purna waktu ditunjuk oleh presiden dn dikonfirmasi oleh Senat dan ESC hanya memiliki kekuasaan yang diserahkan oleh Kongres melalui anggaran dasarnya. Sebagian dari proses pengatauran, ESC mengeluarkan Accounting Series Releases, Financial Reporting Releass, dan Staff Accounting Bulletins.
Sedangkan FASB yang didirikan pada tahun 1973 Tujuannya adalah untuk memberikan informasi yang berrguna bagi investor dan investor potensial, kreditor, dan pihak-pihak lain yang membuat keputusan investasi, kredit dan sejenisnya. Misi FASB adalah untuk membentuk dan mengembangkan standar-standar akuntansi dan pelaporan keuangan sebagai pedoman dan pendidikan bagi public, termasuk penerbit laporan keuangan, auditor, dan pemakai laporan keuangan.
Pada tahun 2002 Undang-Undang Sarbanes-Oxlay ditetapkan sebagai hukum dan memperluas ketentuan AS secara luas dalam tata kelola perusahaan, pengungkapan, dan pelaporan serta regulasi profesi audit. Di antara provisinya yang paling penting adalah pembentukan PCAOB, sebuah organisasi nirlaba yang diawasi oleh SEC.

Pelaporan Keuangan
Laporan keuangan tahunan yang semestinya dibuat sebuah perusahaan AS yang besar meliputi komponen berikut ini :
1. Laporan manajemen
2. Laporan auditor independen
3. Laporan keuangan utama (laporan laba rugi, neraca, laporan arus kas, laporan laba komprehensif, dan laporan ekuitas pemegang saham)
4. Diskusi manajemen dan analisis atas hasil operasi dan kondisi keuangan
5. Pengungkapan atas kebijakan akuntansi dengan pengaruh paling penting terhadap laporan keuangan
6. Catatan Laporan Keungan
7. Informasi Keuangan pelengkap
8. Perbandingan data Keuangan tertentu selam lima atau sepuluh tahun
9. Data kuartal terpilih
Laporan keuangan konsolidasi bersifat wajib dan laporan keuangan AS yang diterbitkan biasanya tidak memuat hanya laporan induk perusahaan saja. Aturan konsolidasi mengharuskan seluruh anak perusahaan yang dikendalikan (yaitu, dengan kepemilikan yang melebihi 50 persen dari saham dengan hak suara) harus dikonsolidasikan secara penuh, walaupun operasi anak perusahaan tersebut tidak homogen. Laporan keuangan interim(kuartalan) diwajibkan untuk perusahaan yang sahamnya tercatat pada bursa efek utama, laporan ini biasanya hanya berisi laporan keuangan ringkas yang tidak diaudit dan komentar manajemen secara singkat.
Ada dua praktik pelaporan AS yang perlu dicatat. Salah satunya adalah pelaporan segemental, yang diwajibkan bagi semua perusahaan yang sahamnya diperdagangkan ke publik (tetapi tidak berlaku bagi perusahaan-perusahaan yang dimiliki secara private), sesuai dengan prosedur-prosedur yang terdapat SFAS No. 14. pernyataan-pernyataan pelaporan segmental AS melebihi persyaratan-persyaratan yang sama di negara-negara lain.
Pelaporan laba persaham terbagi dalam primari earnings per share dan fully diluted earnings per share.

Penyusunan Standar Akuntansi Keuangan
AS memiliki sistem kekuasaan-bersama dalam penyusunan standar akuntansi keuangan-dengan sejumlah kecil pengecualian, standar akuntansi keuangan dibentuk dalam sektor private dan dilaksanakan melalui tindakan sektor publik.
Ciri lain yang signifikan dalam penyusunan dalam penyusunan standar akuntansi keuangan di AS adalah ketergantungan (paling tidak secara implisit) atas kerangka konseptual.

Pengukuran Akuntansi
Aturan pengukuran akuntansi di Amerika Serikat mengasumsikan bahwa suatu entitas usaha akan terus melangsungkan usahanya. Pengukuran dengan dasar akrual sangat luas dan pengakuan transaksi dan peristiwa sangat bergantung pada konsep penandingan.
Penggabungan usaha harus dicatat sebagai sebuah pembelian. Goodwill dikapitalisasi sebagai perbedaan antara nilai wajar pemberian yang di berikan dalam pertukaran dan nilai wajar aktiva bersih yang diperoleh (termasuk aktiva tidak berwujud lainnya). Goodwill tersebut harus dikaji ulang terhadap penurunan nilai tiap tahunnya dan dihapusbukukan dan dibebankan ke dalam laba jika nilai bukunnya melebihi nilai wajarnya. Konsolidasi proporsional tidak digunakan . Usaha patungan dicatat dengan menggunakan metode ekuitas sebagaimana pula investasi yang tidak dikonsolidasikan, yaitu perusahaan afiliasi yang dimiliki sebesar 20 hingga 50 persen. Translasi mata uang uang asing mengikuti ketentuan dalam SFAS No. 52, yang menggunakan mata uang fungsional anak perusahaan luar negeri untuk menentukan metodologi translasi.
Berkenaan dengan penilaian persediaan, metode LIFO, FIFO dan metode rata-rata dibolehkan dan digunakan secara luas. Salah satu unik bagi AS adalah jika metode LIFO digunakan bagi tujuan pajak federal, maka metode LIFO juga harus digunakan bagi ”cadangan” LIFO ada dan material, harus diberikan dalam catatan atas laporan keuangan.
INGGRIS
Aktifitas perusahaan yang didirikan di UK diatur secara luas oleh perundang-undangan yang bernama Companies Acts, yang merupakan hukum nasional. Kegiatan perusahaan yang didirikan di Inggris secara luas diatur oleh aktiva yang disebut Undang-Undang perusahaan.
Lima prinsip dasar yang tercantum langsung dalam perundang-undanagn adalah;
1. Pencocokan pendapatan dan beban berdasarkan basis akrual.
2. Penilaian item-item aset dan kewajiban individual secara terpisah dan masing-masing kelas aset dan kewajiban.
3. Penerapan prinsip-prinsip konservatisme (hati-hati), terutama dalam pengakuan realisasi laba dan semua kewajiban dan kerugian diketahui.
4. Kewajiban penerapan kebijakan-kebijakan akuntansi secara konsisten dari tahun ke tahun.
5. Anggapan bahwa prinsip kelangsungan usaha dpat diterapkan pad entitas yang bersangkutan.
Pelaporan Keuangan
Pelaporan keuanagn di Inggris termasuk yang paling komprehensif di dunia. Laporan keuangan umumnya mencakup:
1. Laporan direksi
2. Laporan laba dan Rugi dan Neraca
3. Laporan Arus Kas
4. Laporan Total Keuntungan dan Kerugian yang Diakui
5. Laporan Kebijakan Akuntansi
6. Catatan Ats Refrensi dalam Laporan Keuangan
7. Laporan auditor
Laporan direksi dan besarnya kepemilkan saham, seksi membahas kegiatan usaha yang utama, pembahasan atas operasi dan kemungkinan penegembanagan, peristiwa-peristiwa penting setelah tanggal neraca, dividen yang diusulkan, nama-nama anggota dewan direksi dan besarnya kepemilkan saham, serta kontribusi politik dan amal yang dilakukan.
Laporan keuangan kelompok usaha (konsilidasi) diwajibkan selain laporan neraca induk perusahaan saja. Sifat lain laporan keuanagan inggris adalah bahwa perusahaan berukuran kecil dan menegah dikecualikan dari banyak kewajiban pelaporan keuanagn.

Pengukuran Akuntansi
Inggris memperbolehkan baik metode akuisis dan merger dalam mencatat akuntansi untuk penggabungan usaha. Berdasarkan metode akuisisi, goodwill dihitung sebagai perbedaan antara nilai wajar penyerahan yang dilakukan dan nilai wajar aktiva yang diperoleh. Konsilidasi proporsional hanya dioperbolehkan untuk lembaga patungan bukan perusahaan. Metode ekuitas digunakan untuk perusahaan asosiasi (di mana perusahaan memilki 20 persenatau lebih hak suara dan dilakukan konsilidasi) dan untuk lembaga patungan berbentuk perusahaan.
Akiva dapat dinilai dengan menggunakan biaya historis, biaya kini atau (seperti yang dilakukan oleh kebanyak perusahaan) menggunakan gabunagn keduanya. Depresiasi dan amortisasi harus berhubungan dengan dasar pengukuran yang digunakan terhadap aktiva terkait. Persediaan (yang disebut sebagai stok barang) dinailai sebesar yang lebih rendah antara biaya atau nilai relaissai bersih berdasarkan FIFO atu harga rata-rata, sedangkan LIFO tidak diperbolehkan.

BELANDA
Regulasi dan Penegakan Aturan Akuntansi
Regulasi di Belanda tetap liberal hingga tahun 1970 ketika Undang-undang Laporan Keuangan Tahunan diberlakukan. Diantara UU tersebut adalah :
• Laporan Keuangan Tahunan harus menunjukkan gambaran yang wajar mengenai posisi dan hasil keuangan selama suatu tahun, dan seluruh pos di dalamnya harus dikelompokkan dan dijelaskan secara memadai.
• Laporan keuangan harus disusun sesuai dengan praktek usaha yang baik (yaitu prinsip akuntansi dapat diterima oleh kalangan usaha).
• Dasar penyajian aktiva dan kewajiban dan penentuan hasil operasi harus diungkapkan.
Undang-undang tahun 1970 memperkenalakan audit wajib.
Auditing di Belanda merupakan propesi yang mengatur diri sendiri. Badan pengaturnya adalah Institut Akuntan Terdaftar Belanda (NivRA), NivRA memiliki otonomi penuh dalam penentuan standar audit dan kode etik profesional yang kuat memiliki status wajib.

Pelaporan Keuangan
Kualitas pelaporan keuangan Belanda sangat seragam. Laporan keuangan wajib harus disusun dalam bahasa Belanda, namun dalam bahasa Inggris, Prancis, dan Jerman dapat diterima. Laporan keuangan harus memuat hal-hal berikut :
1. Neraca
2. Laporan Laba Rugi
3. Catatan-catatan
4. Laporan Direksi
5. Informasi lain yang direkomendasikan
Laporan arus kas tidak diwajibkan, tetapti direkomendasikan oleh sebuah tuntunan dewan dan kebanyakan perusahaan Belanda membuatnya. Catatan laporan keuangan harus menjelaskan prinsip akuntansi yang digunakan dalam penilaian dan penetapan hasil dan alasan-alasan dibalik setiap perubahan akuntansi yang dilakukan. Laporan direksi mengevaluasi posisi keuangan pada tanggal neraca dan kinerja selama tahun keuangan. Selain tiu juga memberikan informasi mengenai kinerja yang diharapkan selama tahun keuangan yang baru dan komentar atas setiap peristiwa setelah tanggal neraca yang signifikan.
Laporan keuangan tahunan harus disajikan baik berdasarkan induk perusahaan saja maupun konsolidasi. Prinsip akuntansi yang sama harus digunakan dalam keduanya. Perusahaan-perusahaan Belanda diperbolehkan untuk menyusun laporan keunagan dengan menggunakan IFRS atau GAAP AS selain standar akuntansi Belanda.

Pengukuran Akuntansi
Metode yang umum digunakan di Belanda adalah metode pembelian. Goodwill merupakan perbedaan antara biaya akuisisi dengan nilai wajar aktiva dan kewajiban yag dibeli. Goodwill tersebut dikapitalisasi dan diamortisasi selam estimasi masa manfaat, hingga maksimum 20 tahun. Metode ekuitas digunakan apabila investor memiliki pengaruh signifikan terhadap kebijakan usaha dan keuangan.
Fleksibelitas Belanda dalam pengukuran akuntansi dapat terlihat dengan diperbolehkannya penggunaan nilai kini untuk aktiva berwujud seperti persediaan dan aktiva yang disusutkan. Ketika nilai kini digunakan untuk aktiva-aktiva ini, jumlah dalam laporan laba rugi yang terkait, harga pokok penjualan dan depresiasi juga dinyatakan sebesar nilai kini. Nilai kini dapat berupa nilai penggantian, jumlah yang terpulihkan atau nilai terealisasi bersih. Akuntansi nilai kini seharusnya diterapkan secara konsisten; revaluasi bertahap umumnya tidak diperkenankan. Revaluasi dihapuskan melalui cadangan revaluasi dalam ekuitas pemegang saham. Perusahaan yang menggunakan nilai kini harus menyediakan informasi biaya historis dalam catatan. Apabila biaya historis digunakan untuk persediaan, umumnya persediaan dinilai sebesar mana yan lebih rendah antara biaya atau pasar di mana biaya ditentukan dengan metode FIFO, LIFO, atau Rata-Rata. Pajak penghasilan tangguhan diakuoi berdasarkan konsep alokasi komprehensif dan diukur menurut metode kewajiban. Akuntansi nilai kini tidak dapat diterapakan untuk keperluan pajak, Karena perusahaan-perusahan Belanda memiliki fleksibilitas dalam menerapkan aturan pengukuran, dapat diduga bahwa terdapat kesempatan untuk melakukan perataan laba. Pos-pos tertentu dapat mengabaikan laporan laba rugi dan langsung disesuaikan terhadap cadangan dalam ekuitas pemegang saham.

REPUBLIK CEKO
Setelah tahun 1989, Cekoslowakia bergerak dengan cepat menuju perekomomian berorientasi pasar.
Regulasi dan Penegakan Aturan Akuntansi
Kementerian keuangan bertanggung jawab atas prinsip-prinsip akuntansi. Keputusan Kementerian Keuangan menetapkan praktik pengukuran dan pengungkapan yang dapat diterima yang harus diikuti oleh perusahaan. Jadi, akuntansi di Republik Ceko dipengaruhi oleh Hukum Komersial, Undang-Undang Akuntansi dan Keputusan Kementerian Keuangan. Auditor diatur melalui Undang-Undang Auditor yang disahkan pada tahun 1992.
Pelaporan Keuangan
Laporan keuangan harus bersifat komparatif, terdiri dari :
• Neraca
• Akun laba dan rugi
• Catatan
Catatan mencakup penjelasan atas kebijakan akuntansi dan informasi lainnya yang relevan untuk menganalisis laporan keuangan. Catatan harus pula berisi laporan arus kas.

Pengukuran Akuntansi
Metode akuisisi (pembelian) digunakan untuk mencatat penggabungan usaha. Goodwill yang timbul dari suatu penggabungan usaha dihapus bukukan pada tahun pertama konsolidasi atau dikapitalisasi dan diamortisasi selama tidak lebih dari 15 tahun. Metode ekuitas digunakan untuk perusahaan asosiasi (yang mana perusahaan memiliki pengaruh signifikan tetapi tidak dikonsolidasikan) dan konsolidasi proporsional digunakan untuk perusahaan patungan.
Aktiva berwujud dan tidak berwujud dinilai sebesar biaya perolehannya dan dihapus bukukan selama perkiraan masa manfaat ekonominya. Persediaan dinilai sebesar yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai pasar dan metode FIFO dan rata-rata tertimbang merupakan asumsi arus biaya yang diperbolehkan (LIFO tidak termasuk). Biaya penelitian dan pengembangan boleh dikapitalisasikan jika terkait dengan proyek-proyek yang telah berhasil diselesaikan dan mampu menghasilkan pendapatan di masa mendatang. Cadangan wajib yang diharuskan : laba disisihkan tiap tahunnya hingga besarnya mencapai 20 persen dari saham untuk perusahaan perseroan dan 10 persen untuk perusahaan dengan kewajiban terbatas.

REPUBLIK RAKYAT CINA
Regulasi dan Penegakan Aturan Akuntansi
Dewan Negara (suatu badan eksekutif yang berhubungan dengan kabinet) juga telah mengeluarkan Aturan Pelaporan dan Akuntansi Keuangan bagi Perusahaan (Financial Accounting and Reporting Rules for Enterprises-FARR). FARR ini berfokus pada pencatatan buku, penyusunan laporan keuangan, pelaporan praktik, dan masalah-masalah akuntansi keuangan dan pelaporan lainnya. Sedangkan Kementerian Keuangan yang diawasi oleh Dewan Negara merumuskan standar akuntansi dan auditing.
Pada tahun 1992, Kementerian Keuangan mengeluarkan Standar Akuntansi untuk perusahaan bisnis (Accounting Standars for Business Enterprises-ASBE), suatu kerangka dasar konseptual yang dirancang untuk menuntun perkembangan standar akuntansi yang baru. Salah satu motif untuk menerbitkan ASBE adalah untuk mengharmonisasikan praktik domestik. Setelah penerbitan ASBE, Kementerian Keuangan mengganti lebih dari 40 sistem penyeragaman akuntansi yang disebutkan sebelumnya dengan 13 sistem akuntansi berdasarkan industri dan dua sistem akuntansi berdasarkan kepemilikan.
Komite Standar Akuntansi Cina (China Accounting Standars Committee-Casc) didirikan pada tahun 1998 sebagai badan berwenang di bawah Kementerian Keuangan yang bertanggung jawab untuk mengembangkan standar akuntansi.
Pelaporan Keuangan
Periode akuntansi diwajibkan untuk sama dengan tahun kalender. Laporan keuangan terdiri dari :
• Neraca
• Laporan laba rugi
• Laporan arus kas
• Catatan atas laporan keuangan
• Penjelasan kondisi keuangan
Laporan tambahan diwajibkan untuk mengungkap penurunan nilai aktiva, perubahan struktur permodalan dan penyisihan laba. Catatan mencakup pernyataan mengenai kebijakan akuntansi. Apabila ada, catatan membahas masalah-masalah seperti kontijensi, peristiwa setelah tanggal neraca yang penting dan transaksi antara pihak berhubungan istimewa. Laporan keuangan harus dikonsolodasi, bersifat komparatif, dalam bahasa Cina dan dinyatakan dalam mata uang Cina, renminbi. Laporan keuangan harus diaudit oleh seorang CPA Cina. Neraca, laporan laba rugi dan catatan laporan setiap kuartal harus dibuat oleh perusahaan yang sahamnya tercatat.
Pengukuran Akuntansi
Metode pembelian wajib digunakan untuk mencatat penggabungan usaha dan goodwill harus dihapusbukukan selama tidak lebih dari 10 tahun. Metode ekuitas digunakan apabila kepemilikan terhadap perusahaan lain melebihi 20 persen. Konsolidasi proporsional digunakan untuk usaha patungan. Untuk anak perusahaan luar negeri, neraca ditranslasikan berdasarkan kurs nilai tukar akhir tahun, laporan laba rugi ditranslasikan pada kurs nilai tukar rata-rata sepanjang tahun, dan setiap perbedaan translasi disajikan sebagai cadangan dalam ekuitas.
Biaya historis merupakan dasar untuk menilai aktiva berwujud, revaluasi aktiva tidak diperkenankan. Aktiva berwujud didepresiasikan selama perkiraan masa manfaat, umumnya dengan metode garis lurus. Metode depresiasi dipercepat dan unit produksi juga diperbolehkan. FIFO, rata-rata, dan LIFO merupakan metode penentuan biaya(persediaan) yang diperbolehkan, dan nilai persediaan diturunkan karena penurunan harga dan keusangan. Aktiva tidak berwujud yang dibeli juga dicatat berdasarkan harga perolehannya dan diamortisasi selama periode manfaat. Aktiva tidak berwujud juga dicatat berdasarkan biaya dan amortisasi selama tidak lebih dari 10 tahun.
Biaya penelitian dan pengembangan dibebankan langsung.sewa guna usaha pembiayaan dikapitalisasi. Tiga metode akuntansi untuk pajak tangguhan yang diperbolehkan adalah : (1) metode arus langsung, dimana tidak terdapat pajak tangguhan, (2) metode penangguhan, dimana pajak tangguhan tidak disesuaikan terhadap perubahan tariff pajak, dan (3) metode kewajiban, dimana pajak tangguhan disesuaikan terhadap perubahan tariff pajak selanjutnya.

TAIWAN
Regulasi dan Penegakan Aturan Akuntansi
Hukum Akuntansi Komersial yang diamandemen pada tahun 1987, mengatur catatan akuntansi dan laporan keuangan Taiwan. Hukum tersebut menetapkan bahwa catatan, akuntansi harus disimpan dan mengatur bentuk provisi dasar laporan keuangan, catatan dan pengungkapan lainnya.
Standar Akuntansi ditetapkan oleh Komite Standar AKuntansi Keuangan (financial accounting standars committee- FASC) dari Lembaga Pengembangan Dan Penelitian Akuntansi (accounting research ang development foundation-ARDF ) ARDF yang dibentuk menurut lembaga akuntansi keuangan di amerika didirikan pada tahun 1984 untuk meningkatkan level studi akuntansi, memajukan perkembangan standar akuntansi dan auditing dan membantu perusahaan industri dan komersial untuk memperbaiki sistem akuntansinya. FASC, yang juga didirikan pada tahun 1984, mengikuti proses pemeriksaan yang sama dengan FASC AS. Standar akuntansi dan auditing didasarkan pada ketentuan nasional, dengan referensi terhadap GAAP AS dan IAS/IFRS. Federasi Nasional Asosiasi CPA (national federation of CPA associations- NFCPAA), suatu organisasi yang dimandatkan oleh Hukum CPA Taiwan, mewakili profesi akuntansi.
Pelaporan Keuangan
Hukum Akuntansi Komersial mewajibkan laporan keuangan berikut ini :
• Neraca
• Laporan laba rugi
• Laporan perubahan ekuitas pemilik
• Laporan arus kas
• Catatan
Catatan harus mengungkapkan informasi berikut ini :
• Ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan
• Alasan-alasan perubahan atas kebijakan akuntansi dan pengaruhnya terhadap lapora keuangan.
• Hak kreditor terhadap aktiva tertentu.
• Komitmen dan kewajiban kontijensi yang berjumlah material
• Pembatasan atas pembagian laba
• Peristiwa penting yang berkaitan dengan ekuitas pemilik
• Peristiwa setelah tanggal neraca yang penting
• Pos-pos lain yang memerlukan penjelasan untuk menghindari kesan kesalahpahaman atau yang memerlukan klarifikasi untuk membantu dalam menyajikan laporan keuangan secara wajar.
Laporan keuangan harus komparatif dan periode fiscal haruslah tahun kalender. Laporan keuangan yang diaudit oleh CPA diwajibkan untuk perusahaan milik publik dan untuk perusahaan bukan publik yang lebih besar.

Pengukuran Akuntansi
Laporan keuangan konsolidasi diwajibkan ketika sebuah perusahaan mengendalikan entitas lain, umumnya dengan kepemilikan lebih dari 50 persen. Metode pembelian diwajibkan untuk penggabungan usaha, metode penyatuan kepemilikan tidak digunakan. Goodwill umumnya dikapitalisasikan dan diamortisasikan selama paling lama 20 tahun. Metode ekuitas digunakan apabila terdapat kepemilikan di perusahaan lain sebesar 20 persen atau lebih.
Aktiva tetap, termasuk tanah dan sumber daya alam, dan aktiva tidak berwujud dapat dievaluasi. Pemerintah mengumumkan nilai tanah setiap tahunnya, dan perusahaan diperbolehkan untuk menyajikan ulang nilai tanah (tiap tahunnya) sesuai dengan nilai yang diumumkan pemerintah tersebut. Apabila harga meningkat lebih dari 25 persen sejak pembelian atau penilaian terdahulu. Akun cadangan modal dkreditkan apabila aktiva dievaluasi. Depresiasi dan amortisasi dihitung berdasarkan estimasi masa manfaat. Metode yang digunakan tidak harus sama dengan hukum pajak. Aktiva tidak berwujud diamortisasi selama periode maksimum 20 tahun. Depresiasi dan amortisasi aktiva yang direvaluasi didasarkan pada nilai tercatatnya setelah revaluasi.
Persediaan disajikan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan pasar, baik metode FIFO, LIFO, dan rata-rata merupakan asumsi arus biaya yang dapat diterima. Seperti halnya dengan depreasi, buku akuntansi tidak harus sama dengan hukum pajak. Biaya penelitian dan pengembangan dibebankan sebagai beban apabila terjadi. Akuntansi untuk sewa guna usaha, kontijensi dan pajak tangguhan konsisten dengan pendekatan AS dan Internasional. Perusahaan-perusahaan Taiwan harus memiliki cadangan wajib dalam ekuitas pemegang saham : yaitu sepuluh persen dari laba bersih disisishkan setiap tahunnya hingga nilai cadangan sama dengan total saham modal dasar perusahaan.

MEKSIKO

Pengaturan dan Penegakan Aturan Akuntansi
Hukum Komersial Meksiko dan hukum pajak penghasilan berisi ketentuan-ketentuan mengenai pembuatan ringkasan catatan akuntansi tertentu dan penyusuan laporan keuangan, namun pengaruh keduannya terhadap pelaporan keuangan secara umum terbilang minimal. Institute Akuntan Publik Meksiko (instituto Mexicano de Contadores Públicos) menerbitkan standar akuntansi dan auditing di Meksiko. Standar akuntansi dikembangkan oleh Komisi Prinsip Akntansi yang berada dibawah institute tersebut, sedangkan standar auditing merupakan tanggung jawab Komisi Prosedur dan Standar Auditing.
Meskipun system hukumnya didasarkan pada hukum sipil, penetapan standar akuntansi di Meksiko menggunakan pendekatan Inggris-Amerika, atau Anglon-Saxon, dan bukan pendekatan Eropa Kontinental. Sebelum standar difinalisasikan, draf sementara usulan standar dikeluarkan untuk review dan komentar publik. Prinsip akuntansi Meksiko tidak membedakan antara perusahaan besar dan kecil, dan diterapkan untuk semua bentuk badan usaha. Dalam beberapa kasus, Komisi Pasar Modal dan Perbankan Nasional mengeluarkan aturan untuk perusahaan yan sahamnya tercatat.
Tingkat keharusan untuk menyusun laporan keuangan dan diaudit berbeda-beda menurut jenis dan ukuran perusahaan. Seluruh perusahaan yang didirikan menurut hukum Meksiko harus menunjuk setidaknya seorang auditor wajib untuk menyusun laporan kepada pemegang saham terhadap laporan keuangan tahunan. Auditor wajib tidak harus seorang akuntan public. Laporan tersebut terdiri dari laporan keuangan yang diaudit, skedul tambahan dan pernyataan auditor bahwa tidak ada kesalahan yang terlihat sehubungan dengan kepatuhan terhadap hukum pajak. Akhirnya, perusahaan yang tercatat sahamnya pada Bursa Efek Meksiko harus menyampaikan laporan keuangan konsolidasi tahunan, yang diaudit oleh seorang akuntan public Meksiko, kepada bursa tersebut dan pada Komisi Pasar Modal dan Perbankan Nasional.
Pelaporan Keuangan
Tahun fiscal perusahaan Meksiko harus bersamaan dengan tahun kalender. Laporan keuangan konsolidasi komparatif harus disusun, terdiri dari :
• Neraca
• Laporan Laba Rugi
• Laporan Perubahan Ekuitas Pemegang Saham
• Laporan Perubahan Posisi Keuangan
• Catatan
Laporan keuangan harus disesuaikan terhadap inflasi. Pengaruh penyesuaian tersebut disajikan dalam laporan perubahan ekuitas pemegang saham. Format laporan perubahan posisi keuangan mirip dengan laporan arus kas dan dibagi menjadi aktivitas operasi, investasi dan pembiayaan. Namun demikian karena disajikan dalam peso harga konstan “arus kas” yang dihasilkan tidak mencerminkan arus kas sebagaimana yang dipahami berdasarkan akuntansi biaya historis.
Catatan merupakan bagian integral laporan keuangan (yang dibahas oleh laporan auditor) dan mencakup berikut ini :
• Kebijakan akuntansi perusahaan
• Kontijensi dalam jumlah material
• Komitmen pembelian aktiva dalam jumlah besar atau berdasarkan kontrak sewa guna usaha
• Detail uang jangka panjang dan kewajiban dalam mata uang asing
• Pembatasan terhadap deviden
• Jaminan
• Program pensiun karyawan
• Transaksi dengan pihak berhubungan istimewa
• Pajak penghasilan

Pengukuran Akuntansi
Laporan keuangan konsoloidasi disusun apabila induk perusahaan mengendalikan perusahaan lain. Kendali biasanya terjadi apabila lebih dari 50% saham biasa perusahaan dapat dimiliki, akan tetapi kendali juga dapat diperoleh dengan cara lain, seperti kemampuan untuk menunjuk manajemen atau mayoritas dewan direksi. Metode ekuitas digunakan apabila terdapat pengaruh, tetapi bukan kendali, yang umumnya berarti besarnya kepemilikan berkisar antara 10 hingga 50%. Usaha patungan dapat dikonsolidasikan secara professional atau dicatat dengan menggunakan metode ekuitas.
Baik metode akuntansi pembelian dan penyatuan kepemilikan untuk penggabungan usaha dapat digunakan, tergantung pada keadaaannya. Jika mayoritas pemegang saham perusahaan yang diakuisisi tidak terus mempertahankan kepemilikan dalam usaha tersebut, maka metode pemebelian yang digunakan : jika ya, metode penyatuan kepemilikan yang digunakan. Goodwill merupakan kelebihan harga pembelian dari nilai kini aktiva bersih yang diperoleh. Goodwill tersebut diamortisasi tehadap laba selama periode ekspektasi manfaat, yang dibatasi selama 20 tahun.
Akuntansi tingkat harga umum digunakan di Meksiko. Biaya historis aktiva nonmoneter disajikan ulang dalam peso berdasarkan daya beli terkini engan menerapkan faktor yang diambil dari indeks harga konsumen nasional (national consumer indeks price-NCIP). Sebuah aktiva tetap berwujud didepresiasikan selama masa manfaatnya. Sebuah aktiva tidak brewujud diamortisasi selama masa manfaatnya (umumnya tidak lebih dari 20 tahun) keculai jika masa manfaatnya tidak terbatas, yang man dala kasus tersebut aktiva tidak berwujud tidak diamorisasai melainkan dilakukan uji penurunan nilai tiap tahunya.
Biaya penelitian dibebankan pada saat terjadinya, sedangkan biaya pengemabangan dikapitalisasaikan dan diamortisasikan apabila kelayakan teknologi telah dipastikan. Sewa guna usaha diklasifikasikan sebagai pembiayaan atau operasi biasa. Sewa guna usaha pembiayaan yaitu sewa guna usaha yang mengalihkan secara substansial seluruh mnafaat dan resiko kepemilikan terhadap aktiva dikapitalisasaikan, sedangkan pembayaran sewa dari sewa guna usaha biasa dibebankan dalam laporan laba rugi. Kerugian kontijensi diakru apabila mungkin terjadi dan besarnya dapat diukur. Cadangan kontijensi umum tidak dapat diperkenankan dalam GAAP Meksiko. Pajak tangguhan dibentuk secara penuh, dengan mengunakan metode kewajiban. Cadangan wajib (hukum) dibuat dengan mengalokasikan 5% dari laba tiap tahunnya hingga cadangan besarnya mencapai 20% dari nilai modal saham yang beredar.

PERANCIS
Republik Perancis merupakan penganjur akuntansi seragam nasional (national uniform accounting) yang paling utama. Plan Compable General pertama disahkan oleh Menteri Ekonomi Nasional bulan September 1947. Plan revisi berlaku tahun 1957. Dibawah pengaruh Fourth Directive dari EC, Plan revisi lain dihasilkan tahun 1982. Pada tahun 1986, Plan tersebut diperluas dengan memuat persyaratan-persyaratan ketujuh Directive EC atas laporan keuangan konsolidasi.
Akuntansi di Perancis sangat dipengaruhi oleh Plan Comptable sehingga kadang-kadang melupakan legislasi komersial (yaitu, Code de Commerce), sedangkan hukum-hukum pajak mengatur sebagian besar akuntansi keuangan dan praktik pelaporan Perancis. Bahkan, regulasi khusus dari undang-undang komersial tahun 1983 beserta keputusan menteri yang terkait mengimplementasikan Plan 1982. Kitab Undang-Undang Perancis bermula tahun 1673 dan ordinansi-ordinansi Colbert tahun 1681. Kitab undang-undang tersebut pada awalnya diberlakukan tahun 1808, yang kemudian terus mengalami revisi secara konstan.
Hukum-hukum pajak juga memiliki pengaruh yang signifikan atas akuntansi di Perancis. Salah satu aturan yang pasti adalah beban bisnis hanya bisa dikurangi bagi tujuan pajak jika beban tersebut telah dibukukan secara penuh dan tercermin dalam laporan keungan tahunan. Beban tersebut masih harus dibukukan secara penuh, dan Plan 1982 mewajibkan bahwa setiap depresiasi yang dikecualikan (yaitu depresiasi yang melebihi biayanya) diperlihatkan sebagai kewajiban dalam neraca.

Penyusunan Standar Akuntansi Keuangan
Tipe penyusunan standar yang ada dalam negara-negara berbahasa Inggris tidak ditemukan di Perancis. Hukum komersial diperluas untuk mencakup hukum-hukum akuntansi dan surat keputusan yang berkaitan dengan Plan serta semua aturan dan regulasinya, dan hukum pajak menetukan ekivalensi prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum. Persyaratan-persyaratan hukum tambahan diwajibkan bagi perusahaan-perusahaan public. Ketentuan-ketentuan professional sector swasta tidak memiliki status formal. Ketentuan-ketentuan tersebut hanyalah rekomendasi-rekomendasi yang mungkin dipertimbangkan oleh pembuat hukum, sehingga sumber standar akuntansi keuangan yang sebenarnya di Perancis adalah hukum tertulis.


Empat organisasi utama yang terlibat dalam pembuatan standar di Perancis adalah:
1. Consell National de la Comptabilite, or CNC (National Accounting Board)
2. Commission des Operations de Bourse (COB)
3. Ordre des Experts-Comptables et des Comptables Agrees (OECCA)
4. Compagnie Nationale des Commissaires aux Comptes (CNCC)
CNC melapor ke Menteri Keuangan dan tanggung jawab utamanya adalah menjaga Plan tetap up-to-date dan mengesahkan penyesuaian-penyesuaian bagi industri-industri khusus. CNC tidak memiliki kekuatan perundang-undangan atau kekuatan pelaksanaan. Hasil-hasil keputusan CNC direkomendasikan kepada Menteri, yang akan memutuskan perlu tidaknya rekomendasi tersebut mendapatkan status hukum.
CNC ditangani melalui komite-komite yang terdiri dari 30 orang ditambah staf. Misalnya, terdapat komite yang ditujukan untuk mendorong hubungan antara akuntansi Perancis dengan standar-standar IASC, komite yang berurusan dengan akuntansi sector public, dan satu lagi berurusan dengan isu-isu akuntansi biaya dan manajemen. Tidak diragukan bahwa CNC mempunyai peran yang besar, tetapi kecuali jika rekomendasi-rekomendasinya diberikan status hukum, CNC sebenarnya tidak memiliki kekuatan untuk membentuk standar-standar akuntansi secara langsung.
Dari sudut pandang internasional, pasar modal Perancis terbilang kecil, karena itu Securities Exchange Commission-nya, COB, memiliki pengaruh yang penting namun terbatas. Berdiri tahun 1967, COB bertugas mengawasi pasar modal baru serta operasi pasar modal regional dan nasional. Ketua COB ditentukan oleh keputusan presiden dan komisi-komisinya memberi laporan setiap tahun kepada presiden Perancis. Sturktur ini menimbulkan independensi dengan departemen-departemen pemerintah lainnya.
COB merupakan penganjur awal persyaratan-persyaratan konsolidasi bagi perusahaan-perusahaan Perancis, dan secara umum COB bertugas mendorong Perancis untuk menerima standar-standar akuntansi dan pelaporan “kelas dunia” paling tidak bagi perusahaan-perusahaan public besar Perancis.
Praktik akuntansi publik di Perancis dibatasi kepada anggota-anggota OECCA saja, yang memiliki anggota kira-kira duabelas ribu orang. Karena audit perundang-undangan dilakukan oleh anggota-anggota CNCC, sebagian besar aktivitas OECCA berkaitan dengan organisasi profesional dan pengembangan EDP, serta konsultasi ekonomi.
Menteri kehakiman Perancis menunjuk auditor-auditor public, yang mesti merupakan anggota dari CNCC. Karena salah satu kondisi untuk menjadi “commissaire aux comptes” biasanya adalah berkualifikasi sebagai expert comptable, terjadi tumpang tindih keanggotaan antara CNCC dan OECCA. Tentu saja, OECCA berfokus pada masalah akuntansi sedangkan CNCC berfokus pada maslah audit. Berkenaan dengan hal ini, CNCC mempublikasikan handbook bagi anggota-anggotanya, yang mengandung standar-standar professional yang ekstensif. CNCC juga mempublikasikan buletin-buletin informasi yang memebrikan bantuan-bantuan teknis.

Pengukuran Akuntansi
Biaya depresiasi dan amortisasi menjadi masalah khusus dalam pengukuran akuntansi karena hukum-hukum pajak mengatur jumlah tertentu yang tidak selalu berhubungan dengan biaya aktual (lihat komentar sebelumnya dalam seksi ini). Sama halnya, beban bunga proyek-proyek konstruksi besar boleh dipapitalisasi tetapi harus langsung dianggap biaya bagi tujuan pajak. Amortisasi goodwill bervariasi mulai dari lima tahun hingga dua puluh tahun. Biaya R & D boleh dikapitalisasi dalam kondisi-kondisi yang sangat khusus tetapi kemudian harus diamortisasikan selama periode tidak lebih dari lima tahun. Cadangan legal dibentuk dalam neraca dengan menyesuaikan laba ditahan sampai cadangan tersebut mencapai 10% dari modal legal.
Komitmen pension masa depan jarang diakui sebagai kewajiban, dan akuntansi pajak tertunda terutama terjadi karena terkait dengan konsoidasi perusahaan-perusahaan anak diluar negeri, sebab biasanya tidak ada perbedaan antara laba-rugi pajak. Atauran-aturan translasi valuta asing membolehkan dipakainya temporal method dan current rate method. Secara umum, akun-akun perbedaan translasi valuta asing banyak ditemui dalam neraca perusahaan Perancis.

Pelaporan Keuangan
Dalam waktu kurang dari setengah abad, pelaporan keuangan di Perancis telah mengalami kemajuan dari pelaporan marjinal ke pelaporan yang rumit. Catatan atas laporan keuangan mungkin sama komprehensifnya dengan praktik-praktik di negara lain. Sebagai tanggapan terhadap Fourth Directive EC, pelaporan keuangan Perancis sekarang responsive terhadap pertimbangan professional yang jujur dan wajar. Sementara itu, Seventh Directive EC telah memicu laporan keuangan konsolidasi di Perancis. Bahkan, kemajuan yang telah dicapai Perancis akhir-akhir ini dalam pelaporan keuangan mungkin akan menjadi model lagi bagi negara-negara EC lain seperti Yunani, Portugal danPerancis.
Karena catatan atas laporan keuangan diatur oleh Plan Comptable (termasuk format dan urutannya), catatan-catatan tersebut disajikan agak sistematis sehingga analis-analis keuangan Perancis bisa membuat prosedur-prosedur pengenbangan rasio keuangan yang sangat terstandarisasi.
Mulai tahun 1977, perusahaan Perancis yang memiliki 300 atau lebih karyawan harus mempublikasikan “neraca sosial” tahunan. Dalam neraca ini, persoalan-persoalan tenaga kerja, pelatihan, hibungan industri, kesehatan dan kondisi keselamatan, tingkat upah, dan benefit-benefit leinnya, ditambah hubungan industri sejumlah kondisi lainkungan kerja yang relevan, harus dijelaskan, dan dilaporkan. Pelaporan tanggung jawab sosial ini hanya untuk bagi Perancis saja (lihat Bab 7).
Seperti halnya persoalan-persoalan akuntansi lainnya, pelaporan keuangan merupakan kekuasaan negara. Walaupun pelaporan keuangan Perancis sedang mengintegrasikan dirinya kedalam konteks pasar keuangan internasional yang lebih luas, namun masih begitu besar dan menentukan wewenang pemerintah Perancis terhadap pelaporan akauntansi dan keuangan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, perkembangan positif pelaporan akuntansi dan keuangan di Perancis sejak pertengahan 1960-an cukup mencengangkan. Kepemimpinan Perancis dalam EC dibidang akuntunsi kelihatannya terus akan berlangsung.

JERMAN
Akuntansi keuangan di Jerman memiliki tiga dimensi yang secara signifikan membedakannya dengan sistem-sistem akuntansi nasional lain khususnya dengan sistem Inggris-Amerika. Pertama dan yang paling berbeda, lingkungan akuntansi Jerman telah berubah terus menerus dan mengagumkan sejak akhir PD II. Pada saat itu, penekanan terutama diberikan kepada bagan akun seksional dan nasional (yang sekarang masih berlaku di Perancis.
Karakteristik utama kedua dari akuntansi Jerman adalah bahwa akuntansi jerman berada dibawah hukum pajak. Prinsip penentuan pada dasarnya menyatakan bahwa laba kena pajak ditentukan oleh laba apapun yang terdapat dalam catatan-catatan keuangan perusahaan. Jika ada provinsi keringanan pajak, provinsi tersebut hanya dapat digunakan jika provinsi tersebut telah dibukukan secara penuh. Ini berarti, diantara hal-hal lain bahwa jika perusahaan ingin menggunakan depresiasi khusus atau highly accelerated depreciation bagi tujuan pajak, depresiasi tersebut juga harus dicatat secara penuh bagi tujuan pelaporan keuangan.
Dominasi aturan-aturan akuntansi pajak berarti bahwa tidak ada perbedaan antara laporan keuangan yang disiapkan bagi tujuan pajak dan laporan keuangan yang dipublikasikan. Karena persoalan pajak mendominasi segala hal, tidak ada pembuatan keputusan terpisah berkenaan dengan pemilihan prinsip akuntansi apapun. Konsekuensinya, standar-standar akuntansi atau prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum” dalam pengertian Inggris-Amerika tidak terdapat dijerman. Laporan-laporan keuangan mencerminkan hukum-hukum pajak – bukan pada informasi-informasi yang terutama dibutuhkan oleh investor atau pelaku pasar keuangan lainnya.
Karakteristik fundamental ketiga akuntansi jerman adalah ketaatan tanpa kompromi terhadap undang-undang dan keputusan pengadilan – tidak ada hal lain yang memiliki status mengikat atau status otoritatif.
Tiga bentuk organisasi bisnis utama di Jerman adalah:
• Aktiengesllschaft (AG)
Biasanya merupakan perusahaan-perusahaan besar di Jerman, memiliki dua dewan senior, dewan manejemen, dan dewan komisaris.
• Kommanditgesellschaft auf Aktien (KGaA)
Merupakan campuran dari limitied partnership dan bentuk korporasi organisasi bisnis.
• Gesellchaft mit beschrankter Haftung (GmbH)
Adalah perusahaan private (non-public).

Penyusunan Standar Akuntansi Keuangan
Aktivitas ini tidak terdapat di Jerman seperti yang dimengerti dalam Negara-negara bahasa Inggris. German Institute terutama berurusan dengan penyusunan standar-standar auditing, namun GI juga mengeluarkan rekomendasi-rekomendasi dan interpretasi-interpretasi atas persoalan-persoalan akuntansi keuangan. Rekomendasi dan interpretasi ini tidak mengikat bagi anggota-anggota GI dan pembuat laporan keuangan.

Pengukuran Akuntansi
Jerman merupakan salah satu pengikut setiap prinsip biaya historis di dunia. Perilaku anti-inflasi yang kuat muncul setelah bangkit dari dua periode inflasi yang menghancurkan jerman pada awal abad ini. Kaitan langsung system akuntansi dengan aturan-aturan perpajakan menjelaskan lebih jauh dominasi pengukuran biaya histories.
Aturan-aturan kapitalisasi sangat spesifis. Biaya memulai atau biaya ekspansi bisnis boleh dikapitalisasi, sedangkan biaya untuk mendapatkan modal ekuitas atau aset-aset tak berwujud yang tidak diperoleh dalam transaksi pertuakaran tidak boleh dimasukkan dalam neraca. Hukum pajak menghendaki agar goodwill yang diperoleh dikapitalisasi dan diamortisasikan selama periode lima belas tahun.

Pelaporan Keuangan
Pelaporan keuangan Jerman cukup luas tetapi dilihat dari standar Inggris-Amerika mempunyai nilai informasi yang terbatas. Kondisi ini muncul terutama dari fakta bahwa aturan-aturan akuntansi pajak mendominasi sebagian besar akuntansi keuangan.
1985 Accounting Act yang menentukan kandungan dan format neraca dan laporan laba rugi, mewajibkan laporan manejemen korporasi dipublikasikan setiap tahun bersama-sama laporan keuangan, dan menetapkan bahwa laporan keuangan dari semua perusahaan berukuran menengah dan besar mesti di audit. Laporan arus kas tidak diwajibkan tetapi disediakan oleh perusahaan-perusahaan besar. Catatan atas laporan keuangan sekarang telah menjadi ciri umum laporan keuangan Jerman. Dalam laporan laba- rugi, definisi item-item sangat sempit dan item-item seperti jarang diidentifikasikan secara terpisah. Persyaratan-persyaratan pelaporan keuangan Jerman menetapkan teknik-teknik konsolidasi yang sama dengan kebiasaan Inggris-Amerika.






JEPANG
Di permukaan, laporan keuangan korporasi Jepang tampaknya mirip dengan perusahaan-perusahaan sejenis dari Inggris-Amerika. Namun, sebenarnya kandungan informasi laporan keuangan korporasi Jepang berbeda secara substansial. Pertama dan yang paling berbeda,akuntansi keuangan memiliki peranan yang tidak begitu besar dalam masyarakat Jepang. Manajer-manajer senior biasanya merupakan insinyur-insinyur dan dari disiplin ilmiah lainnya. Hanya 5% dari semua promosi ke tingkatan direktur berasal dari spesialis akuntansi dan keuangan.
Pemerintah pusat mengendalikan dengan ketat semua hal yang terjadi dalam akuntansi di Jepang. Banyak pengamat yang berpengalaman merasa bahwa akuntansi Jepang merupakan fungsi pemerintah. Kontrol birokratis atas persoalan-persoalan akuntansi dilakukan oleh Menteri Kehakiman, Menteri Keuangan, dan terakhir Biro Perpajakan.
Faktor penting lain yang mempengaruhi akuntansi di Jepang adalah tingginya kepemilikan silang dalam perusahaan-perusahaan Jepang. Perusahaan-perusahaan saling memiliki saham satu sama lain dan secara umum bersama-sama memiliki perusahaan-perusahaan lain.
Pendanaan ekuitas relatif kecil di Jepang. Dengan demikian manajemen korporasi terutama harus bertanggungjawab ke bank atau institusi-institusi keuangan lainnya tidak kepada sejumlah besar pemegang saham.
Dalam hal akuntansi secara umum, diyakini secara luas bahwa terdapat aset maupun kewajiban off-balance sheet yang signifikan di Jepang. Ini merupakan salah satu penyebab mengapa laba perusahaan-perusahaan Jepang yang dilaporkan dipercaya terlalu rendah berdasarkan standar AS.
Ada komplikasi lebih jauh dari konsep laba korporasi yang dipakai di Jepang. Mengikuti pemikiran Jerman yang telah terserap kedalam penyusunan undang-undang komersil Jepang, laba korporasi di Jepang pada dasarnya dilihat sebagai sumber dana yang bisa didistribusikan sebagai dividen jika pemegang saham menginginkannya.

Penyusunan Standar Akuntansi Keuangan
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya,penyusunan standar akuntansi di Jepang terutama merupakan fungsi pemerintah dengan sejumlah input pendukung dari JICPA. Pengaruh yang paling kuat datang dari undang-undang komersial yang diatur oleh Menteri Kehakiman (MOJ). Undang – undang komersial tersebut menghendaki secara khusus (dalam pasal 282 dan 293) agar laporan keuangan berikut ini disiapkan kepada para pemegang saham atau kreditor yang berkepentingan :
1. Neraca
2. Laporan laba-rugi
3. Laporan bisnis
4. Usulan bagi pembagian laba
5. Skedul-skedul kegiatan
Jalur utama penyusunan standar akuntansi di Jepang dikelola oleh Menteri Keuangan (MOF) melalui badan penasehat khususnya, Business Accounting Deliberation Council (BADC). Peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh BADC mengikat semua KK yang diwajibkan membuat laporan-laporan MOF. Peraturan yang dikeluarkan paling akhir berkenaan dengan transaksi valuta asing, penyiapan laporan keuangan interim, dan pengakuan kewajiban penyisihan dana pensiun. Peraturan-peraturan BADC pada dasarnya merupakan standar akuntansi keuangan Jepang. Pengaruh besar ketiga atas penyusunan standar akuntansi datang dari hukum pajak. Serupa dengan situasi di Prancis, Jerman, dan dimanapun, biaya yang diperkenankan bagi tujuan pajak hanya bisa diklaim jika biaya tersebut telah dibukukan sepenuhnya.

Pengukuran Akuntansi
Akuntansi current cost di Jepang adalah tabu. Akuntansi current cost bahkan tidak dapat disebut-sebut bagi tujuan-tujuan pengungkapan suplementer. Beban depresiasi selalu diukur berdasarkan basis pajak. Hal ini biasanya meng-understate laba perusahaan-perusahaan Jepang yang dilaporkan.
Laporan keuangan konsolidasi sekarang diwajibkan di Jepang walaupun sejumlah besar perusahaan-perusahaan anak dibebaskan dengan berbagai cara. Jika sebuah perusahaan memiliki satu atau lebih perusahaan anak dengan dengan tingkat pemilikan 50% atau lebih, perusahaan tersebut harus mengkonsolidasi laporan keuangan anak-anaknya dan juga harus memakai equity method tidak diwajikan.
Kesimpulannya, pengukuran akuntansi Jepang masih sangat mengikuti ketentuan-ketentuan tradisional walaupun adaptasi terhadap standar internasional terus meningkat.

Pelaporan Keuangan
Undang-undang komersial mewajibkan penyiapan dan publikasi laporan keuangan perusahaan induk saja dan bahwa MOF (melalui SEL) mewajibkan laporan keuangan konsolidasi bagi KK yang terdaftar di pasar modal (dengan beberapa pengecualian yang ditentukan). Laporan keuangan Jepang tidak merefleksikan pengakuan apapun atas perubahan daya beli unit mata uang. Baik laporan keuangan itu sendiri atau laporan supplementer atau catatan atas laporan keuangan tidak menyebut-nyebut efek inflasi. Catatan atas laporan keuangan harus memasukkan hal berikut :
1. Ikhtisar kebijakan akuntansi penting, seperti metode depresiasi dan metode dalam mengakui cadangan-cadangan penting
2. Perubahan-perubahan dalam prinsip-prinsip akuntansi dan efeknya
3. Nilai pasar item penting dari asset lancar jauh lebih rendah dari biaya historisnya
4. Jumlah piutang total dari direktur dan auditor-auditor statutory, dan jumlah hutang total kepada mereka
5. Aset dan kewajiban yang material dalam satuan mata uang asing
6. Dst.
Kesimpulannya, lingkup dan kualitas pelaporan keuangan di Jepang telah berkembang selama dua decade terakhir. Khususnya perusahaa-perusahaan besar Jepang tampaknya terus berusaha menyeragamkan pelaporan keuangan mereka dengan standar dunia. Pelaporan keuangan domestic di Jepang secara signifikan lebih bersifat dipaksakan. Tetapi pelaporan akuntansi di Jepang terus mempertahankan dirinya berbeda.

Jumat, 17 September 2010

Tiada kata Gagal Sebelum datang Ajal



Setiap orang mungkin pernah merasakan pahitnya kegagalan. Target yang tidak tercapai, perjuangan yang tak membuahkan hasil sesuai keinginan, atau bahkan permohonan yang tak kunjung terkabulkan.

Manusiapun beragam dalam menyikapi kenyataan seperti ini. Ada yang sedih ketika tak lulus sekolah, ada yang depresi lantaran gagal menjadi pejabat, stress lantaran usahanya gulung tikar, dan bahkan ada yang bunuh diri karena gagal menikah dengan orang yang dicintainya. Intinya adalah putus asa dan berat menerima kenyataan yang tidak sesuai harapan.

Tak Ada Istilah Gagal, Kecuali dalam Satu Hal

Sebenarnya, tak ada istilah gagal dalam berusaha, selain kegagalan dalam menyikapi hasil. Inipun, masih ada peluang untuk perbaikan. Hanya ada satu kegagalan yang fatal, yang benar-benar dikatakan gagal, yakni gagal dalam mengisi hidup hingga datangnya ajal.

Kalaupun ada tujuan yang belum mampu didapatkan, secara hakikat bisa jadi bukan bermakna kegagalan. Bisa jadi, penangguhan keberhasilan itu merupakan anugerah. Agar kita mau bermuhasabah, lalu ada kesempatan untuk memperbaiki diri. Seandainya keberhasilan langsung wujud, mungkin tak ada waktu lagi untuk berbenah. Seyogyanya, seorang muslim langsung bermuhasabah begitu tujuan yang hendak diraih itu meleset.

Pertama, apakah tujuan tersebut benar-benar sesuatu yang disyariatkan, atau bahkan bertentangan dengan syariat. Jika ternyata bertentangan dengan syariat, maka bersyukurlah ketika gagal, karena berarti Allah masih sayang kepadanya. Dia hendak menghindarkannya dari sesuatu yang bertentangan dengan syariat. Maka ia bukan orang yang gagal, tapi sukses dalam menghindari suatu keburukan.

Namun jika ternyata yang belum berhasil diraihnya adalah suatu tujuan yang mulia, hendaknya ia kembali introspeksi terhadap cara yang dia tempuh. Apakah menggunakan cara yang haram, ataukah yang diijinkan oleh syariat. Jika caranya haram, maka cobalah kembali dengan cara yang sesuai syar’i, karena Allah tidak menghendaki sesuatu yang mulia diraih dengan cara yang hina.

Jika ternyata caranya juga sudah sesuai syar’i, namun belum juga berhasil, ada baiknya melihat makasib (usaha) secara kauni. Dengan bahasa kekinian, apakah usaha tersebut telah termenej dengan baik, baik dari sisi perencanaan, pengelolaan, maupun kontrolnya? Karena bisa jadi kegagalan (sementara) itu disebabkan kurangnya pengetahuan, kesungguhan atau kedisiplinan dalam berusaha. Dengan kegagalan tersebut, Allah memberi kesempatan kepada kita untuk memperluas pengetahuan dan meningkatkan kesungguhan kita dalam berusaha. Bukankah ini berarti keberhasilan dalam memperbaiki diri? Bahkan keberhasilan seperti yang diinginkan segera mengikuti insya Allah. Perhatikanlah seekor semut yang membawa beban berat menuju sarangnya di ketinggian pohon. Berapa kali ia terjatuh, sebanyak itu pula ia bangkit dan berusaha, hingga akhirnya ia berhasil mencapai tujuan yang diinginkan. (Abu Umar Abdillah)

Senin, 23 Agustus 2010

KATA MUTIARA DARI SEORANG JOHN LENNON




A dream you dream alone is only a dream. A dream you dream together is reality.
-John Lennon

All we are saying is give peace a chance.
-John Lennon

All you need is love.
-John Lennon

As usual, there is a great woman behind every idiot.
-John Lennon

Christianity will go. It will vanish and shrink. I needn't argue with that; I'm right and I will be proved right. We're more popular than Jesus now; I don't know which will go first - rock and roll or Christianity.
-John Lennon

Everybody loves you when you're six foot in the ground.
-John Lennon

Everything is clearer when you're in love.
-John Lennon

God is a concept by which we measure our pain.
-John Lennon

Guilt for being rich, and guilt thinking that perhaps love and peace isn't enough and you have to go and get shot or something.
-John Lennon

He didn't come out of my belly, but my God, I've made his bones, because I've attended to every meal, and how he sleeps, and the fact that he swims like a fish because I took him to the ocean. I'm so proud of all those things. But he is my biggest pride.
-John Lennon

I believe in everything until it's disproved. So I believe in fairies, the myths, dragons. It all exists, even if it's in your mind. Who's to say that dreams and nightmares aren't as real as the here and now?
-John Lennon

I believe in God, but not as one thing, not as an old man in the sky. I believe that what people call God is something in all of us. I believe that what Jesus and Mohammed and Buddha and all the rest said was right. It's just that the translations have gone wrong.
-John Lennon

I don't believe in killing whatever the reason!
-John Lennon

I don't know which will go first - rock 'n' roll or Christianity.
-John Lennon

I'm not going to change the way I look or the way I feel to conform to anything. I've always been a freak. So I've been a freak all my life and I have to live with that, you know. I'm one of those people.
-John Lennon

If being an egomaniac means I believe in what I do and in my art or music, then in that respect you can call me that... I believe in what I do, and I'll say it.
-John Lennon

If everyone demanded peace instead of another television set, then there'd be peace.
-John Lennon

If someone thinks that love and peace is a cliche that must have been left behind in the Sixties, that's his problem. Love and peace are eternal.
-John Lennon

If you tried to give rock and roll another name, you might call it 'Chuck Berry'.
-John Lennon

Imagine all the people living life in peace. You may say I'm a dreamer, but I'm not the only one. I hope someday you'll join us, and the world will be as one.
-John Lennon

Senin, 19 Juli 2010

SISTEM AKUNTANSI UTANG

1. Prosedur Pencatatan Utang
Prosedur pencatatan utang adalah prosedur sejak utang/kewajiban perusahaan timbul sampai dengan pencatatannya dalam perkiraan/rekening utang. Utang muncul karena adanya pembelian barang atau jasa secara kredit. Karena itu sistem akuntansi utang sangat terkait dengan prosedur pencatatan utang dan prosedur distribusi pembelian.

2. Prosedur Pencatatan Utang Sistem Pemerosesan Transaksi Pembelian
Sistem transaksi pembelian bertujuan untuk memastikan bahwa semua pemesanan dilakukan berdasarkan kebutuhan, barang pesanan diterima dalam kondisi yang baik, barang yang diterima masuk gedung dalam keadaan lengkap, pembelian tersebut dicatat dan diklasifikasikan secepatnya dan secara akurat, dan pengurangan utang akan diterima untuk barang yang diretur atau dijual kembali.

3. Sistem Retur Pembelian
Sistem retur pembelian digunakan dalam perusahaan untuk pengembalian barang yang sudah dibeli kepada pemasok. Karena adanya ketidakcocokan dengan spesifikasi yang tercantm dalam surat order pembelian, barang mengalami kerusakan dalam pengiriman yang dijanjikan oleh pamasok.

Fungsi yang terkait
Fungsi yang terkait dalam sistem retur pembelian adalah:
1. Fungsi Gudang
Bertanggung jawab untuk menyerahkanbarang kepada fungsi pengiriman, seperti yang tercantum dalam tembusan memo debet yang diterima dari fungsi pembelian.
2. Fungsi Pembelian
Bertanggungjawab untuk mengeluarkan memo debet untuk retur pembelian.
3. Fungsi Pengiriman
Bertanggung jawab untuk mengirimkan kembali barang kepada pemasok sesuai perintah retur pembelian dalam memo debet yang diterima dari fungsi pembelian.
4. Fungsi Akuntansi
Bertanggung jawab untuk mencatat:
a. Transaksi retur penjualan dalam jurnal retur pembelian atau jurnal umum.
b. Berkurangnya harga pokoko persediaan karena retur pembelian dalam kartu persediaan
c. Berkurangnya utang yang timbul dari transaksi retur pembelian dalam arsip bukti kas keluaryang belum dibayar atau dalam kartu utang.

Dokumen yang digunakan
Dokumen yang digunakan dalam sistem retur pembelian adalah:
1. Memo Debit
Merupakan formulir yang diisi oleh fungsi pembelian yang memberikan otorisaso bagi fungsi pengiriman untuk mengirimkan kembali barang yang telah dibeli oleh perusahaan dan bagi fungsi kauntansi untuk mendebit rekening utang karena transaksi retur pembelian.
2. Laporan Pengiriman Barang
Dokumen ini dibuat oleh fungsi pengiriman untuk melaporkan jenis kuantitas barang yang dikirimkan kembali kepada pemasok sesuai dengan perintah retur pembelian dalam memo debet dari fungsi pembelian.

Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi retur pembelian:
1. Juranl Retur Pembelian Atau Penjulan Umum
Digunakan untuk mencatat transaksi retur penjualan yang mengirangi jumlah persediaan dan utang dagang.
2. Kartu Persediaan
Digunakan untuk mencatat berkurangnya harga pokok persediaan karena dikembalikannya barang yang telah dibeli kepada pemasok

3. Kartu Utang
Digunakan untuk mencatat berkurangnya utang kepada debitur akibat pengembalian barang.

Jaringan prosedur yang membentuk sistem retur pembelian
1. Prosedur Perintah Retur Pembelian
Retur pembelian terjadi atas perintah fungsi pembelian kepada fungsi pengiriman untuk mengirimkan kembali barang yang telah diterima oleh fungsi pengiriman (dalam sistem akuntansi pembelian). Dokumen yang digunakan adalah memo debit.
2. Prosedur Pengiriman Barang
Fungsi pengiriman mengirimkan barang kepada pemasok sesuai dengan perintah retur pembelian yang tercantum dalam memo debit.
3. Prosedur Pencatatan Utang
Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi memeriksa dokumen-dokumen yang berhubungan dengan retur pembelian dan menyelenggarakna pencatatan berkurangnya uutang dalam kartu utang atau mengarsipkan dokumen memo debet sebagai pengurangn utang.

Unsur pengendalian intern
Organisasi
1. Fungsi pembelian harus terpisah dari fungsi akuntansi
2. Transaksi retur pembelian harus dilaksanakan oleh fungsi pembelian, fungsi akuntansi yang lain. Tidak ada transaksi retur pembelian yang dilaksanakan secara lengkap oleh hanya satu fungsi tersebut.
Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan
3. Memo debet untuk retur pembelian diotorisasi oleh fungsi pembelian
4. Laporan pengiriman barang untuk retur pembelian diotorisasi oleh fungsi pengiriman barang.
5. Pencatatan berkurangnya utang jarena retur pembelian didasarkan pada memo debet yang didukung dengan laporan pengiriman barang.
6. Pencatatan kedalam jurnal umum diotorisasi oleh fungsi akuntansi.
Praktik yang sehat
7. Memo debit untuk retur bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggung jawabkan oleh fungsi pembelian.
8. Laporan pengiriman barang bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggung jawabkan oleh fungsi pengiriman.
9. Catatan yang berfungsi sebagai buku pembantu utang secara periodik direkonsiliasi dengan rekening kontrol utang dalam buku besar.

Prosedur pencatatan utang
Ada dua prosedur pencatatan utang:
Account payable procedure
Dokumen yang digunakan dalam account payable procedur adalah:
a. Faktur dari pemasok
b. Kuwitansi tanda terim auang yang ditandatangani oleh pemasok atau tembusan pemberitahuan (remittance advice) yang dikirim pemasok, yang keterangan untuk pembayaran tersebut dilakukan.

Catatan akuntansi yang digunaan dalam account payable procedure adalah:
a. Kartu Utang, digunakan untuk mencatat mutasi dan saldo utang kepada tiap kreditur.
b. Jurnal pembelian, digunakan untuk mencatat transaksi pembeian
c. Jurnal pengeluaran kas, digunaakn untuk mencatat transaksi pembayaran utang dan pengeluaran kas yang lain.

Prosedur pencatatan utang dengan account payable procedure adalah sebagai berikut :
Pada saat faktur dari pemasok telah disetujui untuk dibayar :
1. Faktur dari pemasok dicatat dalam jurnak pembelian
2. Informasi dalam jurnal pembelian kemudian di posting ke dalam kartu utang diselenggarakan untuk setiap kreditur.
Pada saat jumlah dalam faktur dibayar :
3. Cek dalam jurnal pengeluaran kas
4. Informasi dalam jurnal pengeluaran kas yang bersangkutan dengan pembayaran utang diposting kedalam kartu utang.

Voucher payable procedures
Dokumen yang digunakan dalam voucher payable procedures adalah:
Bukti kas keluar:
Formulir ini mempunyai tiga fungsi :
1. Sebagai surat perintah kepada bagian kas untuk melakukan pengeluaran kas sesuai yang trcantum didalamnya.
2. Sebagai pemberitahuan kepada kreditur mengenai tujuan pembeyarannya (sebagai remittance advice).
3. Sebagai media untuk dasar pencatatan utang dan persediaan atau distribusi lain

Catatan akuntansi yang digunakan dalam voucher payable procedures adalah sebagai berikut:
1. Register bukti kas keluar (voucher register)
2. Register cek (check register)

Prosedur pencatatan utang dengan voucher payable procedures dapat dibagi menjadi berikut:
1. One-Time Voucher Procedures
One-time voucher procedures dibagi menjadi dua bagian yaitu:
a. One-time voucher procedures dengan dasar tunai (cash basis)
Dalam procedure ini, faktur yang diteima oleh fungsi akuntansi dari pemasok disimpan dalam arsip sementara menurut tanggal jatuh temponya.
b. One-time voucher procedures dengan dasar waktu (accrual basis)
Dalam prosedur ini, pada saat faktur diterima oleh bagian utang dari pemasok langsung dibuatkan bukti kas keluar oleh bagian utang, yang kemudian atas dasr dokumen ini dilakukan pencatatan transaksi pembelian dalam register bukti kas keluar (voucher register).
2. Build-Up Voucher Procedures
Dalam prosedur ini, satu set voucher dapat digunakan untuk menmpung lebih dari satu faktur pasok. Dalam prosedur ini, arsip bukti kas keluar yang belum dibayar merupakan catatan utang yang diselenggarakan atas dasar wktu (accrual basis)

SISTEM AKUNTANSI PIUTANG

Prosedur Pencatatan Piutang
Prosedur pencatatan piutang bertujuan untuk mencatat mutasi piutang perusahaan kepada setiap debitur. Mutasi piutang disebabkan oleh transaksi penjualan kredit, penerimaan kas dari debitur, retur penjualan, dam penghapusan piutang.

Informasi Yang Diperlukan Oleh Manajemen
Informasi mengenai piutang yang dilaporkan kepada manajemen adalah:
1. Saldo piutang pada saat tertentu kepada setiap debitur.
2. Riwayat pelunasaan piutang yang dilakukan oleh setiap debitur
3. Umur piutang kepada setiap debitur pada saat tertentu

Dalam akuntansi piutang, secara periodik dihasilkan peernyataan piutang yang dikirimkan kepada setiap debitur. Pernyataan piutang ini merupakan unsur pengendalian intern yang baik dalam pencatatan piutang, dengan mengirimkan secara periodik pernyataan piutang kepada setiap debitur, catatan piutang perusahaan diuji ketelitiannya dengan menggunakan tangapan yang diterima dari debitur dari pengiriman pernyataan tersebut dan dapat menimbulkan citra yang baik dimatta para debitur mengenai keandalaan pertanggungjawaban keuangan perusahaan.
Untuk mengetahui status piutang dan kemungkinan tertagih dan tidaknya piutang, secara periodik fungsi pencatatan piutang menyajikan informasi umur piutang setiap debitur kepada manajer keungan. Daftar umur piutang ini merupakan laporan yang dihasilkan dari kartu piutang.

Dokumen
Dokumen pokok yang digunakan sebagai dasar pencatatan kedalam kartu piutang adalah:
1. Faktur Penjualan, dokumen ini digunakan sebagi dasar pencatatan timbulnya piutang atas dasar transaksi penjualan kredit. Dokumen ini dilampiri dengan surat muat (bill of loading) dan surat order pengiriman sebagai dokumen pendukung untuk mencatat transaksi penjualan kredit.
2. Bukti Kas Masuk, dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan berkurangnya piutang dari transaksi pelunasan piutang dari transaksi pelunasan piutang oleh debitur.
3. Memo Kredit, dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan retur penjualan. Dokumen ini dikeluarkan oleh bagian order penjualan.
4. Bukti Memorial (Journal Voucher), bukti memorial adalah dokumen sumber untuk dasar pencatatan transaksi kedalam jurnal umum. Dokumen inidigunakan sebagai dasar pencatatan penghapusan piutang. Dokumen ini dikeluarkan oleh fungsi kredit yang memberikan otorisasi penghapusan piutang yang sudah tidak dapat ditagih lagi.

Catatan Akuntansi
Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi yang menyangkut piutang adalah:
1. Jurnal Penjualan, catatan ini digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang dari transaksi penjualan kredit.
2. Jurnal Retur Penjualan, catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang dari transaksi retur penjualan.
3. Jurnal Penerimaan Kas, catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang dari transaksi penerimaan kas dari debitur.
4. Kartu Piutang, catatan akuntansi ini digunakan untu mencatat mutasi dan saldo piutang kepada debitur.

Organisasi
Tugas fungsi akuntansi dalam hubungannya dengan pencatatan piutang adalah:
1. Menyelenggarakan catatan piutang kepada setiap debitur, yang dapat berupa kartu piutang yang merupakan buku pembantu piutang, yang digunakan untuk merinci rekening kontro piutang dalam buku besar, atau berupa arsip faktur terbuka (open invoice file), yang berfungsi sebagai buku pembantu piutang.
2. Menghasilkan pernyataan piutang (account receivable statement) secara periodik dengan mengirimkannya kesetiap debitur.
3. Menyelenggarakan catatan riwayat krredit setiap debitur untuk memudahkan penyediaan data guna memutuskan pemberian kredit kepada pelanggan dan guna mengikuti data penagihan dari setiap debitur.

Metode Pencatatan Piutang
Pencatatan piutang dapat dilakukan dengan salah satu dari metode berikut ini:
1. Metode Konvesional, dalam metode ini posting kedalam kartu piutang dilakukan atas dasar data yang dicatat dalam jurnal.berbagai transaksi yang mempengaruhi piutang adalah:
1. Transaksi Penjualan Kredit, transaksi ini di posting dalam kartu piutang atas dasar data yang telah dicatat dalam jurnal penjualan tersebut.
2. Transaksi Retur Penjualan, posting transaksi berkurangnya piutang dari transaksi retur penjulan di posting ke dalam kartu piutang atas dasar data yang telah di catat dalam jurnal retur penjualan.
3. Transaksi Penerimaan Kas Dari Piutang, posting transaksi berkurangnya piutang dari pelunasan piutang oleh debitur di posting ke dalam kartu piutang atas dasar data yang telah dicatat dalam jurnal umum.
4. Transaksi Penghapusan Piutang, transaksi berkurangnya piutang dari transaksi penghapusan piutang di posting ke dalam kartu piutang atas dasar data yang dicatat dalam jurnal umum.
2. Metode Posting Langsung, metode ini dibagi menjadi dua golongan berikut ini:
a. Metode Posting Harian:
1. Posting langsung kedalam kartu piutang dengan tulisan tangan; jurnal hanya menunjukkan jumlah total harian saja (tidak rinci). Dalam metode ini, faktur penjualan yang merupakan dasar untuk pencatatan timbulnya piutang di posting langsung setiap hari secara rinci ke dalam kartu piutang. Jurnal penjualan diisi dengan jumlah total penjualan harian yang merupakan julah faktur penjulaan selama sehari. Faktur yang diterima dari bagian penagihan diterima oleh bagian piutang dalam batch disertai dengan pita daftar total (pre-list tape). Jumlah faktur penjualan yang tercantum dalam pita daftar total tersebut dicatat dalam jurnal penjualan. Selanjutnya, setiap bulan, jurnal penjualan tersebut di posting ke rekening kontrolpiutang dalam buku besar. Setiapbulan pula, diadakan rekonsiliasi antara rekening kontrol piutang dengan daftar saldo (trial balance) yang disusun dari kartu piutang. Ada dua cara menangani media yang akan diposting kedalam kartu piutang:
1. Media disortasi meurut abjad sebelum diposting, di posting satu per satu kedalam kartu piutang, dan kemudian dibuat pita pembuktian ketelitian posting dari kartu piutang kemudian dicocokan dengan pita daftar total yang menyertai media pada saat diterima dari bagian penagihan. Pencocokan ini dimaksudkan untuk membuktikan ketelitian posting yang telah dilakukan.
2. Media di posting kedalam kartu piutang sesuai dengan urutan pada waktu diterima dari bagian penagihan.

2. Posting lansung kedalam kartu piutang dan pernyataan piutang. Dalam metode ini, media di posting kedalam pernyataan piutang dengan kartu piutang dengan kartu piutang sebagai tembusan lembar kedua berfungsi sebagai kartu piutang.
b. Metode Posting Periodik:
1. Posting Ditunda. Pada metode ini faktur penjualan yang diterima dari bagian penaggihan, oleh bagian piutang disimpan sementara, menunggu beberapa hari, untuk nantinya secara sekaligus di posting kedalam kartu piutang bersama-sama dalam sekali periode posting dengan menggunakan mesin pembukuan.
2. Penagihan Bersiklus (Cycle Billing). Dalam metode ini pada akhir bulan, dilakukan kegiatan posting yang meliputi (1) posting media yang dikumpulkan selama sebulan tersebut kedalam pernyataan piutang dan kartu piutang. (2) mencatat dan menghitung saldo kartu piutang.. metode ini membagi pekerjaan posting kedalam kartu piutang dan pernyataan piutang tersebut tersebar merata kedalam hari kerja selama sebulan. Setiap pelanggan akan menerima pernyataan piutang pada tanggal hari kerja yang sama setiap bulan.
3. Metode Pencatatan Tanpa Buku Pembantu (ledgerless bookeping), dalam metode ini Faktur penjualan beserta dokumen pendukungnay yang diterima dari bagian penagihan, oleh bagian piutang diarsippkan menurut nama pelanggan dalam arsip faktur yang belum bayar (unpaid invoice file). Pada saat diterima pembayarannya ada dua cara yang ditempuh:
1. Jika pelanggan pelanggan membayar penuh jumlah yang tercantum dalam faktur penjualan, faktur yang bersangkutan di ambil dari arsip faktur yang belum di bayar dan di cap “lunas”, kemudian dipindahkan kedalam arsip faktur yang telah dibayar.
2. Jika pelanggan hanya membayar sebagian jumlah dalma faktur, jumlah kas yang diterima dan sisa yang belum dibayar oleh pelanggan dicatat pada faktur tersebut. Kemudian dibuat faktur tiruan yang berisi informasi yang sama dengan faktur aslinya, dan faktur tiruan tersebut kemudian disimpan dalam arsip faktur yang telah dibayar, dan faktur asli disimpan kembali kedalam arsip faktur yang belum dibayar.
4. Metode Pencatatan Piutang Dengan Komputer. Metode pencacatatan ini menggunakan batch system. Dalam sistem ini dokumen sumber yang mengubah piutang dikumpulkan dan sekaligus di posting setiap hari untuk memutakhirkan catatan piutang.dalam sistem ini dibentuk dua macam arsip: arsip transaksi (transaction file) dan arsip induk (master file) dan pancatatan piutangnya dilkukan secara hariain dan setiap hari pula, arsip transaksi digunakan untuk memutakhirkan arsip induk piutang.

Prosedur Pencatatan Piutang
Pernyataan piutang adalah formulir piutang yang menyajikan jumlah kewajiban debitur pad atanggal tertentu dan (dalam pernyataan piutang bentuk tertentu) disertai dengan rinciannya. Pernyataan piutang dapat berbentuk berikut ini:
1. Pernyataan Saldo Akhir Bulan, pernyataan ini tidak memberikan informasi apapun kepada debitur untuk dasar rekonsiliasi dengan catatanya, jika saldo yang tercantum dalam pernyataan piutang berbeda dengan saldo yang tercantum dalam catatannya
2. Pernyataan Satuan, pernyataan piutang ini berisi: (1) saldo kewajiban debitur pada awal bulan, (2) mutasi debit dan kredit selama sebulan beserta penjelasan rinci setiap transaksi, dan (3) saldo kewajiban debitur pada akhir bulan. Prosedur pembuatan pernyataan piutang dilakukan sebagai berikut:
a. Pada awal bulan, diambil formulir pernyataan piutang 2 lembar. lembar pertama akan berfungsi sebagai pernyataan piutang, sedangkan lembar kedua akan berfungsi sebagai catatan piutang (pengganti kartu piutang)
b. Saldo piutang kepada debitur pada akhir bulan yang lalu (dari arsip tembusan pernyataan piutang bulan sebelumnya) dicantumkan dalam formulir pernyataan piutang tersebut.
c. Semua transaksi pendebitan dan pengkeditan ke rekening debitur tersebut di catat dalam formulir pernyataan piutang (2 lembar) tersebut.
d. Pada akhir bulan, lembar pertama formulir pernyataan piutang tersebut dipisahkan dari lembar kedua, dan kemudian dikirimkan kepada debitur yang bersangkutan. Lembar pertama formulir tersebut berfungsi sebagai pernyataan piutang. Lembar kedua kemudian disimpan dalam arsip menurut nama debitur, dan berfungsi sebagai catatan piutang (buku pembantu piutang)
e. Pada awal bulan berikutnya, satu set formulir pernyataan piutang yang baru (2 lembar) diambil disisi dengan saldo piutang kepada debitur yang bersangkutan pada akhir bulan yang sebelumnya (diambilkan dari arsip tembusan pernyataan piutang)
3. Pernyataan Saldo Berjalan Dengan Rekening Konvensional (Running Balance Statement With Conventional Account). Perbedaan diantara pernyataan satuan dengan pernyataan saldo berjalan dengan rekening konvensional adalah terletak pada cara posting dan isi catatan piutangnya. Prosedur pembuatan pernyataan piutang saldo berjalan dengan rekening konvensional adalah ebaqgai berikut:
a. Pada Awal Bulan, diambil formulir pencatatan piutang 1 lembar.
b. Semua transaksi pendebitan dan pengkreditan ke rekening debitur tersebut dicatat dalam formulir pernyataan piutang yang sebagai tembusannya adalah kartu piutang.
c. Pada akhir bulan, pernyataan piutang dikirim kepada debitur yang bersangkutan.
d. Pada awal blan berikutnya diambil formulir pernyataan piutang baru sebanyak 1 lembar dan selama kartu piutang debitur yang bersangkutan belum penuh, pendebitan dan pengkreditan kerekening debitur tersebut kedalam pernyataan piutang yang dipakai dalam bulan sebelumnya sebagai tembusannya. Dengan demikian kartu piutang dalam bentuk pernyataan piutang ini dapat berisi informasi sekaligus. Hal ini tidak akan terjadi dalam bentuk pernyataan piutang satuan, yang catat piutangnya hanya berisi mutasi tiap bulannya.
4. Pernyataan Faktur Yang Belum Dillunasi (Open Item Statement). Pernyataan piutang berisi daftar faktur-faktur yang belum dilunasi oleh debiturnya pada tanggal tertentu disertai dengan tanggal faktur danjumlah rupiahnya. Pengunaan bentuk pernyataan piutang ini dimungkinkan jika para pelanggan diharuskan membayar jumlah yang tercantum dalam faktur.

Distribusi Penjualan
Distribusi Penjualan adalah prosedur peringkasan rincian yang tercantum dalam faktur penjualan dan pengumpulan total ringkasan penjualan menurut daerah pemasaran tersebut untuk keperluan pembuatan laporan hasil penjualan menurut daerah pemasaran. Jika perusahaan menjual berbagai produk, diberbagai daerah pemasaran pada berbagai jenis pelanggan dengan berbagai variasi order size melalui berbagai pramuniaga, maka laporan penjualan yang biasanya dibutuhkan oleh manajer pemasaran adalah sebagai berikut:
1. Hasil Penjualan Menurut Produk
2. Hasil Penjualan Menurut Pelanggan
3. Hasil Penjualan Menurut Besarnya Order
4. Hasil Penjualan Menurut Daerah Pemasaran
5. Hasil Penjualan Menurut Saluran Distribusi
6. Hasil Penjualan Menurut Pramuniaga
Metode Distribusi Penjulan
Ada 5 metode distribusi penjualan :
1. Metode Berkolom (Columnar Methods). Dalam metode ini, distribusi data penjualan dilakukan dengan menyediakan satu kolom untuk setiap unsur dalam klasifikasi, atau satu kolom untuk setiap kelompok unsur dalam klasifikasi. Dengan demikian metode ini ditentukan oleh dua faktor: (1) jumlah unsur dalam klasifikasi, dan (2) frekuensi kegiatan setiap unsur dalam klasifikasi tersebut. Metode berkolom ini terdiri dari:
a. Metode Jurnal Berkolom, dalam metode in jurnal penjualan dipakai sebagai alat distribusi. Dalam junal disediakan kolom-kolom sesuai dengan unsur klasifikasi yang diinginkan tercantum dalam laporan penjualan.
b. Metode worksheet. Umlah kolom yang disediakan oleh jurnal sangat terbatas, worksheet akan mampu menampung tambahan unsur dalam klasifikasi, lebih banyak yang dapat ditampung oleh jurnal berkolom. Namun jumlha unsur dalam kasifikasi yang dapat ditampun oleh worksheet inipun terbatas. Faktur penjuaan dicatat kedalam worksheet yang bersangkutan ssetiap hari dan pada akhir bulan setiap kolom worksheet dijumlah, dan jumlah tersebut disajikkan dalam laporan hasil penjualan menurut jenis produk.
c. Metode jurnal berkolom yang diselenggarakan dengan mesin pembukuan. Dalam metode ini jurnal berkolom merupakan alat untuk menampung data sesuai dengan klasifikasi yang diinginkan dan merupakan sumber informasi untuk membuat laporan penjualan. Dalam metode ini jurnal penjualan dihasilkan dari hasil posting transaksi penjualan kedalam kartu piutang. Jurnal penjualan merupakan tembusan yang dihasilkan dari posting dengan mesin pembukuan transaksi penjualan kedalam dartu piutang.
2. Metode Rekening Tunggal Dan Rekening Berkolom (Unit Account And Columnar Acount Methods). Penggunaan rekening tunggal dan rekening berkolom merupakan jawaban untuk menampung unsur klasifikasi yang banyak. Setiap unsur dalam klasifikasi disediakan satu rekening, dengan demikian jumlah unsur berapapun dalam klasifikasi dapat ditampung dengan penyediaan rekening ini.

3. Metode Summary Strip Dan Metode Tiket Tunggal (Summary Strip And Unit Ticket Methods). Dengan menggunakan metode summary strip faktur penjualan disortasi menurut klasifikasi yang ditetapkan sebelumnya dan jumlah setiap unsur klasifikasi dihitung dan dicatat dalam summary strip. Untuk membuat laporan periodik, misalnya mingguan, summary strip harian dijajarkan, dilakukan penjumlahan setiap baris dalam summary strip secara mendatar, dan jumlahnya ditulis pada summary strip akhir minggu. Sedangkan dalam metode tiket tunggal dilakukan dengan mengubah media yang dipakai seebagai distribusi menjadi media tunggal. Media tunggal adalah media yang berisi satu pendebitan atau satu pengkreditan saja. Media campuran (mixed media) adalah media yang berisi lebuh dari satu pendebitan atau lebih dari satu pengkreditan. Jika faktur penjualan dibatasi hanya digunakan untuk merekam satu macam produk yang dijual, maka faktur penjualan ini merupakan media tunggal. Jika setiap faktur penjualan dapat digunakan dengan merekam beberapa produk sekaligus, faktur ini merupakan media campuran. Dalam metode ini faktur penjualan diubah menjasi media tingga; berupa tiket tunggal. Tiket yang telah diisi data tersebut kemudian disortasi menurut klasifikasi yang telah ditentuka, dihitung jumlahnya untuk kemudian dicatat dalam summary strip atau rekening. Dari summary strip atau rekening ini kemudian dibuat laporan penjualan. Media tunggal dapat diperoleh dengan cara berikut ini:
1. membuat media asli sebagai media tunggal.
2. membuat tiket tunggal dari faktur penjualan melalui kegiatan tersendiri.
3. membuat media tunggal sebagai produk sampingan dalam pembuatan faktur penjualan.
4. Metode Register (Register Methods). Metode register dalam distribusi penjualan dilakukan dengan alat register kas. Register kas yang sederhana dilengkapi dengan dua register yang memungkinkan setiap hari register kas ini menyajikan jumlah penjualan dengan dua macam klasifikasi. Register kas yang lebih canggih dapat memilki register sampai 16, sehingga memungkinkan dihasilkannya laporan penjualan harian untuk 16 macamklasifikasi barang, jika register kas ini di hubungkan dengan komputer, berbagai distribusi penjualan dapat dilkukan dengan komputer tersebut, sehingga mmanajemen dapatmemperoleh laporan penjualan menurut informasi yang dikehendakinya.

5. Metode Dengan Komputer. Metode ini menghasilkan informasi penjualan yang luar biasa, kita hanya perlu memberikan kode yang benar terhadap transaksi penjualan yang terjadi, sperti klasifikasi informasi yang dikehendaki tampak pada laporan dan dengan menggunakan metode ini juga pekerjaan sortasi dan sortasi kembali dilakukan dengan program komputer yang memerlukan waktu yang singkat, dengan ketelitian yang tinggi.

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan metode ditribusi.
Dalam memilih metode distribusi berbagai faktor berikut ini harus dipertimbangkan:
1. Informasi Yang Akan Dicantumkan Dalam Laporan.
Informasi yang dibtuhkan oleh manajemen sangat menentukan isi laporan yang akan dihasilkan oleh kegiatan distribusi. Jika berbagai jenis klasifikasi perlu disajikan dalam laporan, metode distribusi dengan menggunakan jurnla berkolom tidak dapat menghasilkan informasi tersebut.
2. Jumlah Unsur Dalam Klasifikasi
Jumlah unsur dalam klasifikasimenentukan metode distribusi yang akan digunakan. Apakah klasifikasi terdiri dari 5 unsur,100 unsur atau lebih dari 1000 unsur, hal ini akan menentukan jumlah kolom, rekening, atau register yang harus disediakan dalam distribusi. Kegiatan stiap unsur dalam periode tertentu juga menentukan metode distribusi yang dipilih. Jika dalam klasifikasi terdapat 100 unsur, namun hanya 10 unsur yang aktif dalam setiap harinya, hal ini memerlukan metode distribusi yang berbeda dengan jika dari 100 unsur tersebut hanya 90%nya yang aktif.
3. Media Yang Dipakai Sebagai Sumber Data
Jika media yang dipakai sebagai dasar berupa media camouran, hal ini memerlukan pengubahan media tersebut menjadi media tunggal untuk memudahkan sortasi bagi keperluan pembuatan laporan. Jika media berupa media tunggal,hal ini akan mendorong orang untuk memilih metode distribusi yang berisi didalamnya kegiatan sortasi penjualan.

SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT

PENJUALAN KREDIT
Dalam transaksi penjualan kredit, jika order dari pelanggan telah dipenuhi dengan pengiriman barang atau penyerahaan jasa, untuk jangka waktu tertentu perusahaan memiliki piutang kepada pelanggannya. kegiatan penjualan kredit memungkinkan perusahaan menambah volume penjualan dengan memberi kesempatan kepada para pembeli membelanjakan senghasilan yang akan diterima mereka pada masa yang akan datang. Penjualan kredit dapat dilakukan melalui dua sistem yaitu: penjualan kredit dengan kartu kredit perusahaan dan sistem penjualan kredit biasa.

Penjualan Kredit Dengan Kartu Kredit Perusahaan
Sistem penjualan dengan menggunakan kartu kredit ini biasanya digunakan oleh toko pengecer (retailer). Kartu kredit perusahaan (company credit cards) ini diterbitkan oleh perusahaan tertentu untuk para pelanggannya . pelanggan akan diberi kartu kredit perusahaan setelah melalui seleksi berdasarkankemampuan membayar kredit dan karakternya. Pelanggan daat menggunakan kartu kredit ini untuk membeli barang hanya pada perusahaan yang menerbitkan kartu kredit tersebut. Pada akhir bulan atau pada tanggal tertentu perusahaan menagih jumlah barang yang dibeli oleh pemegang kartu kredit selama jangka waktu tertentu yang telah lewat.

Fungsi Yang Terkait Dalam Sistempenjulan Kredit Dengan Kartu Kredit Perusahaan Adalah:
a. Fungsi Kredit
fungsi ini bertanggung jawab atas pemeberian kartu kepada pelanggan yang terpilih. Fungsi kredit melakuakn pengumpulan informasitentang kemepuan keuangan calon anggota dengan meminta fotocopy rekening koran bank, keterangan gaji atau pendapatan calon anggota dari perusahaan tempat ia bekerja.



b. Fungsi Penjualan
fungsi ini bertangung jawab melayani kebutuhan barang pelanggan. Fungsi penjualan mengisi faktur penjualan kredit untuk memungkinkan fungsi gudang dan fungsi pengiriman melaksanakan penyerahan barang kepada pelanggan.
c. Fungsi Gudang
fungsi ini menyediakan barang yang diperlukan oleh pelanggan sesuai dengan yang tercantum dalam tembusan faktur penjualan kartu kredit yang diteriam dari fungsi penjualan.
d. Fungsi Pengiriman
fungsi ini bertanggung jawab untuk menyerahkan barang yang kuantitas, mutu, dan spesifikasinya sesuai denganyang tercantum dalam tembusanfaktur penjualan kartu kredit yang diterima dari fungsi penjualan. Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk memperoleh tanda tangan dari pelanggan diatas faktur penjualan kredit sebagai bukti telah diterimanya barang yang dibeli oleh pelanggan.
e. Fungsi Akuntansi
fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat transakasi bertambahnya piutang kepada pelanggan ke dalam kartu piutang berdasarkan faktur penjualan kartu kredit yang diterima dari fungsi pengiriman.
f. Fungsi Penagihan
fungsi ini bertangung jawab untuk membuat surat tagihan secara periodik kepada pemegang kartu kredit.

Informasi Yang Diperlukan Oleh Manajemen
Informasi yang diperlukan oleh manajemen dari transaksi penjuala dengan kartu kredit adalah:
1. Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau kelompok produk selam jangka waktu tertentu.
2. Jumlah piutang kepada setiap debitur dari transakasi penjualan kredit
3. Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu tertentu
4. Nama dan alamat pembeli
5. Kuantitas produk yang dijual
6. Nama wiraniaga yang melakukan penjualn
7. Otorisasi pejabat yang berwenang

Dokumen yang digunakan untuk melaksanakan sistem penjualan kredt dengan kartu kredit perusahaan adalah:
1. Faktur Penjualan Kartu Kredit
dokumen ini digunakan untuk merekam transaksi penjualan kredit
2. Surat Tagihan
surat tagihan ini merupakan turnaround document yang isinya dibagi menjadi dua bagian: bagian atas merupakan dokumen yangharus disobek dan dikembalikan bersama cek oleh pelanggan ke perusahaan, sedangkan bagian bawah berisi rincian transaksi pembelian yang dilakukan pelanggan dalam periode waktu tertentu.

Catatan Akuntansi Yang Digunakan
Catatan akntansi yang digunakan dalam sistem penjualan kredit dengan kartu kredit adalah:
1. Jurnal Penjualan
catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat transaksi penjualan, baik secara tunai maupun kredit.
2. Kartu Piutang
catatan akuntansi merupakan buku pembantu yang berisi rincian mutasi piutang perusahaan kepada tiap-tiap debiturnya.
3. Kartu Gudang
catatan ini sebenarnya bukan termasuk dalam golongan catatan akuntansi. Catatan ini diselenggarakan oleh fungsi gudang dan hanya berisi data kuantitas barang yang disimpan digudang beserta mutasinya.




Jaringan Prosedur Yang Membentuk Sistem
Jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan dengan kartu kredit adalah:
1. Prosedur Penjualan
dalam prosedur ini fungsi penjualan menerima order dari pembeli dan menambahkan informasi penting pada surat order dari pembeli. Fungsi penjualan kemudian membuat faktur penjualan kartu kredit dan mengirimkannya kepada berbagi fungsi yang lain untu memungkinkan fungsi tersebut memberikan kontribusinya dalam melayani order dari pembeli.
2. Prosedur Pengiriman
dalam prosedur ini fungsi gudang menyiapkan barang kepada pembeli sesuai dengan informasi yang tercantum dalam faktur penjualan kartu kredit yang diteriam dari fungsi gudang. Pada saat penyerahan barang, fungsi pengiriman meminta tanda tangan penerimaan barang pemegang kartu kredit diatas faktur penjualan kartu kredit.
3. Prosedur Pencatatan Piutang
dalam prosedur ini fungsi akuntansi mencatat tembusan faktur penjualan kartu kredit kedalam kartu piutang.
4. Prosedur Penagihan
dalam prosedur ini fungsi penagihan menerima faktur penjualan kartu kredit dan mengarsipkannya menurut abjad. Secara periodik fungsi penagihan membuat surat tagihan dan mengirimkannya kepada pemegang kartu kredit perusahaan, dilampiri dengan faktur penjualan kredit.
5. Prosedur Pencatatn Penjualan
dalam prosedur ini fungsi akuntansi mencatat tansaksi penjualan kartu kredit kedalam jurnal penjualan.

Sistem Penjualan Kredit
Fungsi yang terkait dalam sistem penjualan kredit adalah:
- Fungsi penjualan, fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima surat order dari pembeli mengedit order dari pelanggan untuk menambahkan informasi yang belum ada pada surat order tersebut, meminta otorisasi kredit, menentukan tanggal pengiriman dan dari gdang mana barang yang akan dikirim, dan mengisi surat order pengiriman. Fungsi ini bertanggung jawab untuk membuat “back order” pada saat diketahui tidak tersedianya persediaan untuk mematuhi order dari pelanggan.
- Fungsi kredit, fungsi ini bertanggung jawab untuk meneliti status kredit pelanggan dan memberikan otorisasi pemberian kredit kepada pelanggan.
- Fungsi guadang, fungsi ini bertanggung jawab untuk menyimpan barang dan menyiapkan barang yang dipesan oleh pelanggan, serta menyerahkan barang ke fungsi pengiriman.
- Fungsi pengiriman, fungsi ini bertanggung jawab untuk menyerahkan barang atas dasar surat order pengiriman yang diterimanya dari fungsi penjualan. Fungsi ini bertanggung jawab untuk menjamin bahwa tidak ada berang yang keluar dari perusahaan tanpa ada otorisasi dari yang berwenang.
- Fungsi penagihan, dalam transaksi penjualan kredit, fungsi ini bertanggug jawab untuk membuat dan mengirimakan faktur penjualan kepada pelanggan, serta menyediakan copy faktur bagi kepentingan pencatatan transaksi penjualn oleh fungsi akuntansi.
- Fungsi akuntansi, fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat piutang yang timbul dari transaksi penjualan kredit dan membuat serta mengirimkan pernyataan piutang kepada para debitur, serta membuat laporan penjualan.

Informasi yang diperlukan manajemen pada penjualan kredit sama dengan informasi yang diperlukan manajemen pada penjualan kredit dengan kartu kredit perusahaan. Sedangkan dokumen yang digunakan pada penjualan kedit adalah surat order pemebelian yaitu:
1. surat order pengiriamn dan tembusannya
2. faktur dan tembusannya
3. rekapitulasi harga pokok penjualan
4. bukti memorial
contoh-contoh dokumen tersebut seperti surat order pengiriman, tembusan kredit (credit copy), surat pengakuan (acknowledgement copy), surat muat (bill of loading), slip pembungkusan (packing slip), tembusan gudang (warehouse copy), arsip pengendalian pengiriman (sales rder follow-up copy), arsip index silang(cross-index file copy), faktur penjualn (customer copies), tembusan piutang (account receivable copy), tembusan jurnal penjualan (sales journal copy), tembusan analisis (analysis copy), tembusan wiraniaga (salesperson copy).

Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penjualan kredit ini memiliki kesamaan antara penjualan kredit dengan kartu kredit perusahaan, hanya saja pada penjualan kredit ini catatan yang digunakan ditambahkan dengan:
1. kartu persediaan, dimana catatan ini merupakan buku pembantu yang berisi rincian mutasi setiap jenis persediaan.
2. jurnal umum, catatan akunansi ini digunakan untuk mencatat harga pokok produk yang dijual selama periode akuntansi tertentu.

Jaringan prosedur. Sedangkan pada jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan kredit ini, sama dengan sistem penjualan kredit dengan menggunakan kartu kredit perusahaan, hanya saja jaringan prosedur penjualan kredit ini juga mengalami penambahan prosedur yaitu:
1. Prosedur distribusi penjualan, dalma prosedur ini, fungsi akuntansi mendistribusikan data penjualan menurut informasi yang diperlukan oleh manajemen.
2. Prosedur pencatatan harga pokok penjualan, dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat secara periodik total harga pokok produk yang dijual dalam periode akuntansi tertentu.

Unsur Pengendalian Intern:
- Organisasi
1. Fungsi Penjualan Harus Terpisah Dari Fungsi Kredit
Dalam transaksi penjualan, fungsi penjuala mempunyai kecendrungan untuk menjual barang sebanyak-banyaknya, yang sering kali mengabaikan dapat ditagih atau tidaknya piutang yang timbul dari transaksi tersebut. Oleh karena itu diperlukan pengecekan intern terhadap status krdit pembeli sebelum transaksi penjualan kredit dilaksanakan. Fungsi kredit diberi wewenang untuk menolak pemberian kredit kepada seorang pembeli berdasarkan analisis terhadap riwayat pelunasan piutangyang dilakukan oleh pembeli piutang tersebut dimasa yang lalu. Dengan dipisahkannyafungsi penjualan dengan fungsi kredit, resiko tidak tertagihnya piutang dapat dikurangi.
2. Fungsi Akuntansi Harus Terpisah Dari Fungsi Penjualan Dan Fungsi Kredit
Dengan dipisahkannya tiga fungsi pokok tersebut, catatan piutang dapat dijamin ketelitian dan dan keandalannya serta kekayaan perusahaan (piutang) dapat dijamin keamnannya(piutang dapat ditagih)
3. Fungsi Akuntansi Harus Terisah Dari Fungsi Kas
Pemisahan kedua fungsi pokok ini akan mencegah terjadinya manipulasi catatan piutang yang dikenal dengan julukan lapping. Lapping merupakan bentuk kecurangan penerimaan kas dari piutang yang terjadi jika fungsi pencatatan piutang dan fungsi penerimaan kas dari piutang yang berada ditangan sau karyawan. Karyawan tersebut mempunyai kesempatan melakukan kecurangan yang disebut lapping dengan cara menunda pencatatan penerimaan kas dari seorang debitur, menggunakan kas yang diterima dari debitur untuk epentingan pribadinya, dan menutupi kecurangannya dengan cara mencatat kedalam kartu piutang debitur tersebut dari penerimaan kas dari debitur lainnya.
4. Transaksi penjualan kredit harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi kredit, fungsi pengiriman, fungsi penagihan, dan fungsi akuntansi. Tidak ada transaksi penjualan kredit yang dilaksanakan secara lengkap hanya oleh satu fungsi tersebut.
Dengan menggunakan unsur pengendalian intern tersebut, setipa pelaksanaan transaksi selalu akan tercipta internal check yang mengakibatkan pekerjaan karyawan yang satu dicek ketelitian dan keandalannya oleh karyawan lain.

- Sistem Otorisasi Dan Prosedur Pencatatan
setiap transaksi terjasi dengan otorisasi dari karyawan yang berwenang dan dicatat melalui prosedur pencatatan tertentu, maka kekayaan perusahaan akan terjamin keamanannya dan data akuntansi yang dicatat terjamin ketelitian dan keandalannya.:

5. Penerimaan order pembeli otorisasi oleh fungsi penjualan dan menggunakan formulir surat order pengiriman.
Persetujuan dimulainya kegiatan penjualan diwujudkan dalam bentuk tanda tangn otorisasi dari fungsi penjualan pada formulir surat order pengiriman. Dengan demikian fungsi penjualan ini bertanggung jawab atas perintah pengiriman yang ditujukan kepada fungsi pengiriman dalam pemenuhan order yang diterimanya dari pembeli.
6. Persetujuan pemberian kredit diberikan oleh fungsi kredit dengan membubuhkan tanda tangan pada credit copy (yang merupakan tembusan surat order pengiriman)
untuk mengurangi resiko tidak tertagihnya piutang, tansaksi penjualan kredit harus mendapatkan otorisasi dari fungsi kredit, sebelum barang dikembalikan kepada pembeli.
7. Pengiriman barang kepada pelanggan diotorisasi oleh fungsi pengiriman dengan cara menandatangani dan membubuhkan cap “sudah dikirim” pada copy surat order pengiriman.
Dokumen yang dikirimkan oleh fungsi pengiriman ke fungsi penagihan sebagai bukti telah dilalksanakan pengiriman barang sesuai dengan perintah pengiriman barang yag diterbitkan oleh fungsi penjualan, sehingga fungsi penagihan dapat segera melaksanakan pengiriman faktur penjualan sebagi dokumen penagihan piutang.
8. Penetapan harga jual, syarat penjualan, syarat pengengkutan barang dan potongan penjualan berada ditangn direktur pemasaran dengan penerbitan surat keputusan mengenai hal tersebut.
Dengan demikian pengisian informasi kedalam surat order pengiriman dan faktur penjualan harus didasarkan pada informasi harga jual, syarat penjualan, potongan penjualan yang ditetapkan oleh direktur pemasaran.
9. Terjadinya piutang diotorisasi oleh fungsi penagihan dengan membubuhkan tada tangan pada faktur penjualan.Dengan dibubuhkannya tanda tangan otorisasi oleh fungsi penagiahan pada faktur penjualan berarti bahwa:
1. Fungsi penagihan telah memeriksa kelengkapan bukti pendukung copy surat order pengiriman yang ditandatangani oleh fungsi pengiriman dan copy surat muat yang ditandatangani oleh perusahaan angkutan umum).
2. Fungsi penagihan telah mencantumkan harga satuan barang yang dijual berdasarkan harga satuan yang tercantum dalam suat keputusan direktur pemasaran.
3. Fungsi penagihan telah mendasarkan pencatuman informasi kuantitas barang yang dikirim dalam faktur penjualan berdasarkan kuantitas barang yang tercantum dalam copy surat pengiriman barang dan surat muat of lading .
10. Pancatatan ke dalam katu piutang dan kedalam jurnal penjualan, jurnal penerimaan kas dan jurnalo umum diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan cara meberikan kredit dengan cara memberikan tanda tangan pada dokumen sumber (faktur penjualan, bukti kas masuk, dan memo kredit)
catatn akuntansi di isi informasi yang bersal dari dokumen sumber yang sahih (valid). Kesahihan dokumen sumber dibuktikan dengan dilampirkannya dokumen pandukung yang lengkap yang telah diotorisasi oleh pejabat berwenang.
11. Pencatatan terjadinya piutang didasarkan pada faktur penjualan yang didukkung dengan surat order pengiriman dan surat muat.
Dengan cara ini tanggung jawab atas pengubahan catatan akuntansi dapat dibebankan kepada karyawan tertentu, sehingga tidak ada satupun perubahan data yang dicantumkan dalam catatan akuntasni yang tidak dipertanggungjawabkan.

- Praktik yang sehat:
12. Surat Order pengiriman bernomor urut tercetak dan pemakiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan.
Unuk mencipatakan praktik yang sehat formulir penting yang digunakan dan pengguanaan nomor urut tersebut dipertanggungjawabkan oleh yang memiliki wewenang untuk menggunakan.
13. Faktur penjualan bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi penagihan.
14. Secara periodik fungsi akuntansi mengirim pernyataan piutang (account receivable statement) kepada setiap debitur untuk menguji ketelitian catatan piutang yang diselenggarakan oleh fungsi tersebut.
Praktik yang sehat dapat diciptakan dengan adanya pengecekan secara periodik ketelitian catatan akuntansi yang diselenggarakan oleh perusahaan dengan catatan akuntansi yang diselenggarakan oleh pihak luar yang bebas. Dengan cara ini data yang dicatat dalam kartu piutang dicek ketelitiannya oleh debitur yang bersangkutan, sehingga pengiriman secaera periodik pernyataan piutang ini akan menjamin ketelitian data akuntansi yang dicatat oleh perusahaan.
15. Secara periodik diadakan rekonsiliasi kartu piutang dengan rekening kontrol piutang dalam buku besar.
Rekonsiliasi merupakan cara pencocokan dua data yang dicatat dalam catatan akuntansi yang berbeda namun berasal dari sumber yang sama. Dalam pencatatan piutang, dokume sumber yang digunakan sebagai dasar pencatatan piutang adalah faktur penjualan.




Sistem Retur Penjualan
Fungsi yang terkait dalam melalksanakan transaksi retur penjualan adalah:
1. Fungsi Penjualan
fungsi ini bertanggung jawab atas penerimaan pemberitahuan mengenai pengembalian barang yang telah dibeli oleh pembeli.
2. Fungsi Penerimaan
fungsi ini bertanggung jawab atas penerimaan barang berdasarkan otorisasi yang terdapat dalam memo kredit yang diterima dari fungsi penjualan.
3. Fungsi Gudang
fungsi ini bertanggung jawab atas penyimpan kembali barang yang diterima dari retur penjualan setelah barang tersebut diperiksa oleh fungsi penerimaan
4. Fungsi Akuntansi
fungsi ini bertanggung jawab atas pencatatan transaksi retur penjualan kedalam jurnal umum (atau jurnal retur penjualan) dan pencatatan berkurangnya piutang dan bertambahnya persediaan akibat retur penjualan dalam kartu piutang dan kartu persediaan.

Informasi yang digunakan oleh manajemen dari transaksi retur penjualn adalah:
1. Jumah rupiah retur penjualan menurut jenis produk atau kelompok produk selama jangka waktu tertentu.
2. Jumlah berkurangnya piutang karena retur penjualan
3. Jumlah harga pokok produk yang dikembalikan oleh pembeli
4. Nama dan alamat pembeli
5. Kuantitas produk yang dikembalikan oleh pembeli
6. Nama wiraniaga yang melakukan penjualan produk yang dikembalikan oleh pembeli.
7. Otorisasi pejabat berwenang

Dokumen yang digunakan, dua dokumen penting yang digunakan dalam transaksi retur penjualan adalalah:
1. Memo Kredit, memo kredit merupakan dokumen sumber (source document) sebagai dasar pencatatan transaksi tersebut kedalam kartu piutang dan jurnal retur penjualan. Dokumen ini dikeluarkan oleh fungsi penjualan yang memberi perintah kepada fungsi penerimaan untuk menerima barang yang dikembalikan oleh pembeli.
2. Laporan Penerimaan Barang, laporan penerimaan barang merupakan dokumen pendukung yang melampiri memo kredit. Dokumen ini dikeluarkan oleh fungsi penerimaan sebagai laporan telah diterima dan diperiksanya barang yang diterima oleh pembeli.

Catatan akuntansi yang digunakandalam transaksi retur penjualan adalah:
1. Jurnal Umum Dan/Atau Jurnal Retur Penjualan
Berkurangnya pendapatan penjualan dan piutang dagang akibat transaksi retur penjualan dicatat dalam juranal umum, atau jika perusahaan menggunakan jurnak khusus, dicatat dalam jurnal penjualan.
2. Kartu Piutang
Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu piutang yang dalam transaksi retur penjualan digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang kepada debitur tertentu akibat dari transaksi tersebut.
3. Kartu Persediaan
Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu persediaan yang dalam transaksi retur penjualan digunakan untuk mencatat bertambahnya jenis persediaan produk jadi tertentu akibat dari transaksi tersebut.
4. Kartu Gudang
Catatan ini diselenggarakanoleh bagian gudang untuk mencatat bertambahnya jenis persediaan produk jadi tertentu akibat dari transaksi retur penjualan.





Jaringan prosedur dalam sistem retur penjualan adalah sebagai berikut:
1. prosedur pembuatan memo kredit
fungsi penjualan membuat memo kredit yang memnerikan perintah kepada fungsi penerimaan untuk menerima barang dari pembeli tersebut dan kepada fungsi akuntansi untuk mencatat pengurangan piutang kepada pembeli
2. prosedur penerimaan barang
atas penerimaan barang tersebut fungsi penerimaan membuat laporan penerimaan barang untuk melampiri memo kredit yang dikirim ke fungsi akuntansi.
3. prosedur pencatatan retur penjualan
dalam rosedur ini transaksi berkurangnya piutang dagang dan pendapatan penjualan akibat dari transaksi retur penjualan oleh fungsi akuntansi ke dalam jurnal umum atau jurnal retur penjualan dan kedalam buku pembantu piutang.

Kombinasi prosedur order pengiriman dan prosedur penagihan
Kombinasi prosedur order pengiriman dan prosedur penagihan dapat digolongkan sebagai berikut:
1. prosedur order pengiriman dan prosedur penagihan terpisah ( separate order and billing procedure)
dalam prosedur ini, pembuatan faktur penjualan da tembusannya dilakukan secara terpisah dari pembuatan surat order pengiriman dan tembusannya. Dengan demikian dokumen-dokumen berikut ini dibuat oleh dua fungsi yang terpisah dan pada saat berlainan:
- Fungsi Penjualan:
a. surat order pengiriman
b. tembusan krdit
c. surat pengakuan
d. surat muat
e. slip pembungkus
f. arsip pengendalian pengiriman
g. arsip index silang

- Fungsi Penagihan:
a. faktur penjualan
b. tembusan piutang
c. tembusan jurnal
d. tembusan untuk analisis kegiatan pemasaran
e. tembusan bagi wiraniaga
Kondisi Yang Cocok Untuk Prosedur Order Pengiriman Dan Penagihan Terpisah:
a. Jika perusahaan perlu mencantumkan berbagai macam informasi teknis yang bersangkutan dengan produk di dalam surat order pengiriman, namun tidak menginginkan informasi tersebut tercantum dalam faktur penjualan.
b. Jika perusahaan seringkali menghadapi masalah back order. Back order adalah bagian dari order dari pelanggan yang tidak dapat dipenuhi pada saat sekarang, biasanya karena tidak tersedianya barang di gudang. Dalam hal terjadinya back order, perusahaan akan membuat faktur untuk barang yang telah dikirimkan kepada pelanggan.

2. Prosedur Order Pengirima Satuan (unit shipping order procedure)
prosedur ini merupakan modifikasi dari prosedur penagihan yang terpisah. Dalam prosedr ini, setiap barang yang tercantum dalam order dari pelanggan oleh fungsi penjualn dibuatkan satu surat order pengiriman.
Kodisi yang cocok untuk pengunaan prosedur order pengiriman satuan:
a. jika dikehendaki untuk menyediakan informasi bagi setiap departemen dengan menggunakan surat order pengiriman yang hanya mencakup unsur yang bersangkutan dengan departemen tersebut.
b. Jika barang-barang yang dipesan oleh pelanggan mempunyai tanggalpengirian yang berbeda-beda, sesuai dengan jadwal pengiriman yang disanggupi oleh perusahaan
c. Jika perusahaan menghadapi masalah back-order
d. Jika perusahaan memerlukan analisis pesanan yang diterima menurut jenis produk.
3. Prosedur Pra-Penagihan Lengkap ( complete pre-belling procedure) dalam prosedur ini, faktur penjualan dan tembusannya dibuat secara lengkap bersamaan dengan pembuatan surat order pengiriman dan tembusannya.
Kondisi yang cocok untuk penerapan prosedur pra-penagihan lengkap.
a. Karena surat order pengiriman dan faktur penjualan dibuat pada saat yang sama, semua informasiyang akan dicantumkan didalam faktur harus sudah dapat diketahui oleh fungsi penjualan pada saat surat order pengiriman dibuat. Informasi tersebut meliputi rute pengiriman, berat atau jumlah barang yang dikirim dan harga jual per satuan.
b. Kondisi persediaan harus memungkinkan pengiriman barang ke pelanggan sejumlah yang tertulis didalam surat order pengiriman. Jika seringkali perusahaan mengalami back order, prosedur pra-penagihan lengkap tidak cocok digunakan.
4. Prosedur Pra Penagihan Tidak Lengkap (incomplete pre-belling procedure)
prosedur ini hampir sama dengan prosedur pra-penagihan lengkap. Dalam prosedur ini, faktur penjualan dan tembusannya dibuat oleh fungsi penjualan bersamaan dengan pembuatan surat order pengiriman, namun faktur penjualan belum diisi dengan informasi yang lengkap oleh fungsi tersebut. Perbedaanya hanyalah terletak di fungsi penagihan yang perlu ditambah dengan kegiatan manual untuk menambahkan informasi kedalam faktur penjualan mengenai kuantitas barang yang sesungguhnya dikirim oleh fungsi pengiriman, perkalian harga satuan dengan kuantitas, dan harga total barang.
Kondisi yang cocok untuk penerapan prosedur pra-penagihan tidak lengkap:
a. Pada saat surat order pengiriman dibuat oleh fungsi penjualan, informasi yang harus tercantum didalam faktur penjualan belum dapat diketahui seluruhnya. Informasi mengenai nama pelanggan dan alamatnya serta nama barang yang akan tercantum baik pada surat order pengiriman maupun faktur pebjualan diisikan oleh fungsi penjualan pada saat pembuatan order penjualan.
b. Jika terjadi back order atau produk harus diproduksi lebih dahulu untuk memenuhi pesanan dari pelanggan.